Saat Emak-emak PNS Jadi Driver Relawan Tim Kubur Cepat

Seorang ASN Kabupaten Klaten L Kartika Dewi menjadi relawan dengan menjadi sopir ambulance di Klaten. RMOL Jateng
Seorang ASN Kabupaten Klaten L Kartika Dewi menjadi relawan dengan menjadi sopir ambulance di Klaten. RMOL Jateng

Relawan menjadi garda depan di tengah pandemi Covid-19. Mereka tidak berhenti dan mengenal lelah bergerak menuju rumah duka ataupun RS yang kemudian mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.


Saat kekurangan orang dan tugas sudah menunggu, relawan pun segera bergerak cepat untuk mencari penggantinya. Seperti yang dilakukan L. Kartika Dewi, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditempatkan sebagai Sekretaris Kelurahan Kabupaten, Kabupaten Klaten, yang dengan sigap menjadi driver atau sopir ambulan untuk mengantarkan jenazah menuju makam, Sabtu (14/8) malam. 

Dewi, 48, memang bukan relawan di kelurahan tempat dia berdinas. Namun saat relawan Tim Kubur Cepat (TKC) kelurahan tersebut hendak menjalankan tugas, mereka baru menyadari ternyata tidak ada sopir untuk membawa ambulan.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang langsung mengkoordinir tim relawan di kelurahan, Dewi pun tak segan menawarkan diri yang menyetir ambulan. Meski agak terkejut karena tidak memperkirakan Sekretaris Kelurahan sendiri yang bersedia membawa ambulan, para relawan pun dengan bersuka cita menyambutnya karena mereka bisa memenuhi panggilan tugas. 

Jadilah, emak-emak PNS itu membawa ambulan menembus malam menjemput jenazah Covid-19 di Rumah Sakit Islam (RSI) dan diantarkan ke pemakaman Tegal Binangun, Klaten. Aksi ibu dua anak itu tak ayal membuat para relawan bersemangat meski harus bekerja di malam hari.

"Saat tidak ada sopir, mereka menghubungi saya bagaimana solusinya. Saya pun menawarkan diri. Mereka sempat kaget tetapi malah senang ada orang dari kelurahan yang mau terjun langsung mengantarkan jenazah di malam hari," tutur Dewi yang tak keberatan setiap kali dihubungi relawan TKC untuk dimintai bantuan. 

"Tak masalah bagi saya. Apalagi, saya seorang pegawai negeri. Dan negara butuh partisipasi warga dalam  penanganan Covid-19. Ini bentuk dukungan dan pengabdian saya kepada negara dan masyarakat," ujarnya. 

"Cuma, tubuh saya yang mungil ini bisa bikin kaget orang. Mereka mengira ambulan jalan sendiri di malam hari dengan bunyi sirine karena sopirnya tidak terlihat," kata Dewi tertawa. 

Kelurahan atau desa berperan penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Mereka berhadapan langsung dengan masyarakat yang terdampak pandemi. Warga pun mencari perangkat desa/ kelurahan saat memerlukan bantuan atau pertolongan. 

Demi penanganan yang cepat, Kelurahan Kabupaten membentuk TKC Kelurahan Kabupaten. Relawan TKC selalu sigap dan siaga saat ada panggilan atau warga di Kabupaten yang harus dibawa ke rumah sakit untuk penanganan Covid-19. 

"Namanya TKC. Jadi saat ada yang meninggal, kami berusaha menanganinya secara cepat. Kalau bisa, jenazah dimakamkan segera mungkin. Dari pengalaman sebelumnya, banyak yang harus menunggu lama saat anggota keluarganya yang harus dimakamkan karena menunggu antrean," tuturnya. 

Begitulah TKC bergerak membantu penanganan Covid-19 di Kelurahan Kabupaten. Warga pun sangat terbantu. TKC pun tak segan menghubungi Ibu Sekretaris Kelurahan yang selalu siap menjadi driver menembus malam dengan ambulan yang sirinenya meraung.