Polisi terus mengembangkan kasus tawuran antar dua kelompok pelajar yang terjadi di jalan lingkar arteri Kaliwungu, Kendal, Kamis (19/4/2018) petang kemarin yang mengakibatkan seorang tewas dan satu lainnya terluka parah.
- Barang Milik Bandar Arisan Lelang Online Diangkut Truk Dalmas
- Seret Celurit di Jalanan, Dua Pemuda Diamankan Satreskrim Polres Salatiga
- Klaim Sudah Profesional, Kejagung Tak Gentar Hadapi Gugatan MAKI dalam Kasus Pelindo II
Baca Juga
Hingga saat ini polisi kembali mengamankan 10 pelajar yang diduga ikut dalam aksi tawuran tersebut setelah sebelumnya mengamankan 5 pelajar yang terlibat tawuran.
Hingga Jumat siang, petugas terus melakukan pemeriksaan secara marathon terhadap 15 pelajar dari SMKN 10 Semarang dan SMK Mataram.
Dari pemeriksaan, pelajar yang diduga ikut dalam tawuran ini, polisi menyimpulkan aksi tawuran dipicu saling ejek sejumlah pelajar di media sosial facebook dan instagram.
Dari saling ejek di medsos ini berujung pada ajakan dan tantangan untuk berkelahi di suatu tempat.
Aksi tawuran antar dua kelompok pelajar ini mengakibatkan satu orang pelajar tewas dengan luka mengenaskan luka sabetan dibagian rusuk sebelah kiri, punggung dan pinggang.
Korban, Wahyu Purnomo (17) warga dusun Norowito Desa Rejosari Kecamatan Brangsong Kendal, ia tewas setelah mendapat perawatan di rumah sakit dokter Suwondo.
Menurut pengakuan salah satu pelaku tawuran, Muhammad Asril Akbar, dirinya hanya membacok korban sebanyak satu kali dibagian rusuk kiri dan tidak tahu penyebab tawuran.
Saya bawanya celurit dan ngga ada yang lainnya. Saya ngga tahu masalahnya, saat itu saya cuma diajak saja sama teman-teman. Korban waktu itu sudah terjatuh terus saya sabet dengan celurit," akunya.
Asril sebelumnya juga pernah melakukan pembacokan di Semarang terhadap salah satu siswa SMK swasta sehingga pelaku dikeluarkan dari sekolahnya SMKN 10.
Saya pernah bacok pelajar lainnnya saat tawur di depan IKIP Veteran tapi cuma dikurung selama 2 hari. Celurit saya beli lewat online seharga Rp 100 ribu dan celurit itu juga yang saya gunakan unutk tawuran di Kendal," tambahnya.
Sementara itu, pelaku tawuran lainnya Ryan Ramadhan, mengaku juga sekali membacok korban di bagian punggung kiri dengan menggunakan parang.
Saya ikut tawuran juga diajak sama teman yang namanya Adimas. Berangkat dari Semarang rombongan naik truk terus turun di arteri Kaliwungu," katanya.
Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Aris Munandar, mengatakan, ajakan saling berkelahi ini ditanggapi kedua kelompok pelajar dan bertemu di jalan lingkar kaliwungu pada Kamis malam.
Layaknya dua kelompok yang hendak berperang, puluhan pelajar ini dilengkapi dengan senjata tajam dan saling serang setelah ada aba-aba berupa kembang api.
Dengan adanya kejadian yang tadi malam di jalur lingkar Kaliwungu dari Polres kendal sudah melakukan pemeriksaan terhadap sekitar 15 orang. Dalam pemeriksaan itu nanti akan kami simpulkan apakah diantara mereka ada yang terlibat atau tidak. Motifnya mereka saling ejek dan nantang di media sosial facebook," katanya.
Polisi masih memeriksa pelajar dari sebuah sekolah kejuruan di Semarang karena belum ada laporan korban dari pelajar Semarang.
Polisi juga mengamankan sejumlah senjata tajam yang digunakan untuk tawuran.
Senjata yang diamankan senjata tajam jenis parang dan celurit kemudian ada yang bikinan dari mereka sendiri berupa gergaji," imbuhnya.
- Penyelenggara Pemilu Dan KPK Harus Punya Roadmap Berantas Politik Uang
- KPK Temukan Dokumen Transaksi Keuangan saat Geledah Perusahaan Bupati Langkat
- Pejabat BPN Pusat Dihukum Lima Tahun