Sarpras Belum Lengkap, Gedung Ki Narto Sabdo Ditargetkan Bisa Dioperasionalkan Tahun Ini

Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo telah selesai pembangunan fisiknya. Namun untuk sarana prasarana yang melengkapi didalam gedung kesenian bertaraf internasional ini belum sempurna.


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengakui jika pembangunan fisik gedung telah selesai namun belum bisa beroperasi karena kelengkapan didalam gedung masih harus ada penambahan.

“Fisiknya memang sudah jadi, tapi belum diserahkan dari Distaru. Bu Wali minta Distaru untuk mengisi kekurangannya dulu,” kata Wing, Senin (6/2).

Wing merinci kekurangan dari segi sarana prasarana ini misalnya lighting, brijing, ruang rias, pintu pendingin ruangan, hingga sound system yang masih harus dipenuhi. Pasalnya jika harus menyewa alat untuk melengkapi kekurangan tersebut hasilnya akan kurang maksimal dan justru akan membebani anggaran. Terlebih gedung ini memang disetting untuk tempat pertunjukkan dengan skala internasional yang membutuhkan kelengkapan yang mumpuni.

“Jadi daripada tidak maksimal, harus dilengkapi dulu kekurangan sarprasnya. Memang ada sound tapi untuk gedung pertemuan bukan untuk pertunjukan, tentu harus propper dari segi kualitas dan spesifikasi,” bebernya.

Meski masih ada kekurangan Sarpras yang harus dilengkapi, namun pihaknya yakin jika tahun ini gedung Ki Narto Sabdo sudah bisa digunakan. Menurut informasi, kekurangan Sarpras juga akan dianggarkan pada tahun ini juga.

“Memang tahun lalu belum selesai karena anggaran terbatas, tapi tahun ini dianggarkan lagi. Targetnya buat HUT Kota Semarang sudah bisa digunakan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang, M. Irwansyah mengatakan pembangunan gedung Ki Narto Sabdo memang telah selesai namun belum bisa digunakan karena beberapa sarprasnya belum lengkap. Meski demikian, Irwansyah mengaku jika gedung tersebut telah diserahkan kepada Disbudpar.

“Sudah kami serahkan, sambil diisi untuk melengkapi sarpras sebenarnya bisa digunakan sementara, karena secara fisik bangunan sudah siap,” ungkap Irwansyah.

Irwansyah menyebut sarpras yang diperlukan misalnya dari sisi interior, Lightning, atribut hingga sound system. Namun untuk sound system standar menurutnya memang sudah ada.

“Kalau pentas yang skala kecil siap, karena soundsystem sudah ada. Sambil diisi Disbudpar bisa menyiapkan apa yang bisa ditampilkan disana,” ucapnya.

Anggota Komisi D Kota Semarang, Abdul Majid mengatakan jika pihaknya akan segera mengundang Disbudpar agar gedung kesenian yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah ini bisa segera digunakan untuk kegiatan seni.

“Kita akan desak Disbudpar segera menggunakannya dan melakukan kegiatan disana. Nanti kita undang dinas terkait, apa kendalanya,” ungkap Majid.

Gedung tersebut, lanjutnya, jika tidak segera dimanfaatkan akan sangat disayangkan karena pembangunannya cukup menyita anggaran.

“Ya eman-emanlah, jika masih ada kekurangan misalnya sarpras bisa dilengkapi. Mumpung masih awal tahun, yang jelas jangan dibiarkan mangkrak,” pungkasnya.