Koalisi capres petahana Joko Widodo memandang pertemuan
politik Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum
Gerindra, Prabowo Subianto belum final untuk disebut sebuah koalisi.
- Ganjar Geregetan Satu Data Indonesia Terkendala Ego Sektoral
- Ingatkan Wiranto, Fadli Zon: Nanti Kepercik Muka Sendiri!
- Diam-diam, Bawaslu Karanganyar Pantau Bacabup dan Bacawabup Selama Pendaftaran
Baca Juga
Demikian diungkapkan Sekjen DPP PPP, Arsul Sani ketika ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7) dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL
"Meskipun ada pertemuan di non koalisinya Pak Jokowi, tapi kami melihatnya juga masih cair ya," ujar Arsul.
Arsul menilai pertemuan SBY dan Prabowo masih sebatas silaturrahmi biasa. Pasalnya, dia tidak menemukan ada kesepakatan dan kesepahaman yang betul-betul solid untuk disebut sebuah koalisi.
Hal tersebut, kata Arsul, berbeda dengan koalisi yang mendukung Jokowi. Menurutnya, koalisi Jokowi sudah kompak menetapkan siapa capres dan tinggal menunggu pengumuman siapa cawapresnya.
"Sebetulnya boleh dibilang solid itu justru ada di koalisinya Pak Jokowi karena misalnya kita sudah sepakat menyerahkan soal cawapresnya itu ke Pak Jokowi," jelasnya.
Sambung Arsul, masih ada satu ganjalan yang harus diselesaikan koalisi oposisi jika betul mengusung Prabowo sebagai capres. Ganjalan tersebut yaitu bagaimana Demokrat, PAN dan PKS sepakat soal cawapres mengingat capres sudah dari Gerindra.
"Misalnya Pak Prabowo berpasangan cawapres dari Demokrat tetapi kan pertanyaannya kemudian apakah bisa diterima oleh PKS dan PAN," tukasnya.
- Ketua DPR: BUMN Jangan Bayar Utang Pakai Aset Negara
- KPU Kota Semarang: Distribusi Logistik Pemilu 2024 Aman dan Lancar
- Tokoh Potensial Bermunculan, DPC Garteks Tegal Deklarasikan Dukung Mumin Jadi Calon Bupati Tegal 2024