Sebanyak 100 rumah tangga di kelurahan Kebulen, Kecamatan Pekalongan Barat, mengalami krisis air bersih selama empat bulan.
- Banyak Jalan Berlubang Rawan Kecelakaan, Satlantas Polres Sukoharjo Beri Tanda
- Paguyuban Kades di Kendal Temui Bupati
- Walikota Semarang Minta Masyarakat Tak Lupa Vaksinasi Booster
Baca Juga
Penyebabnya, infrastruktur Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di kelurahan itu rusak.
"Warga terpaksa mengangsu ke kelurahan tetangga, atau ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih," kata warga sekitar Murtopo (62), Jumat (11/2).
Ia bercerita pada awal Pamsimas Tirta Buana rusak, air masih menetes. Tapi saat ini, tidak ada setetes pun yang mengalir.
Pamsimas Tirta Buana mengaliri warga gang enam, tujuh dan gang delapan. Dirinya membayar Rp40 ribu per bulan untuk membayar Pamsimas.
Pihak warga sudah melaporkan pada pemerintah Kelurahan Kebulen. Tapi pihak pemerintah kelurahan menyatakan tidak bisa bertanggungjawab.
"Sebab, Pamsimas sudah diserahkan ke pengelolanya. Untuk anggaran perbaikan pompa butuh Rp40 juta. Saya kira warga tidak mampu kalau harus iuran karena rata-rata masyarakat berpenghasilan rendah," katanya.
Murtopo berujar warga sudah bertanya pada pengelola Pamsimas. Tapi, jawaban pengelola selaku penanggungjawab justru tidak ada anggaran perbaikan.
"Kami ingin ada perbaikan sehingga bisa mengakses air bersih lagi," ucapnya.
- Singgah Simpang Tol Bawen, Dirlantas Pantau Arus Jalur Non Tol
- Warga Borong Minyak Murah Bazar Kodim 0726/Sukoharjo
- Gagas Pemukiman Layak Pesisir, Dinperkim Demak Ajak Pengembang Terlibat dalam Expo Perumahan 2024