Selenggarakan FGD, Dinparta Demak Tata Konsep Segitiga Emas

Kepala Dinas Pariwisata Demak saat memberikan sambutan FGD konsep awal penataan kawasan wisata budaya Segitiga Emas. Nungki/Dok.RMOLJateng
Kepala Dinas Pariwisata Demak saat memberikan sambutan FGD konsep awal penataan kawasan wisata budaya Segitiga Emas. Nungki/Dok.RMOLJateng

Demak adalah monumen dan jejak peradaban yang luar biasa, dunia mengakui pahatan sejarah itu hingga kini. 

Menapaki sejarah Demak setiap orang serasa diajak mengarungi ensiklopedia tentang kebesaran tlatah Kota Wali tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dinparta) Kabupaten Demak, Endah Cahyarini, dalam sambutannya saat membuka acara FGD 'Penjabaran Konsep Awal Penataan Kawasan Wisata Budaya Segitiga Emas Demak' dalam rangka pelaksanaan PDP Kemendikbudristek tahun 2024, di Panggung Kesenian Tembiring, Selasa (5/3).

"Masjid Agung Demak adalah mahkota dan sekaligus portofolio tentang episentrum Islam. Mahkota itu tetap gagah menjadi landmark Kota Demak dengan segala ritus dan aktivitas spiritual sepanjang waktu, swhibgga siapapun yang datang dapat merasakan entitas yang syarat makna di Masjid Agung Demak," ucapnya.

Sementara itu, lanjutnya, tak jauh dari Masjid Agung, di Kadilangu sosok Wali Agung Sunan Kalijaga bersemayam, di mana setiap harinya pengunjung Sunan Kalijaga Demak memiliki jumlah pengunjung yang tinggi dan dapat bersaing dengan Borobudur.

Ia melanjutkan bahwa acara FGD tersebut diinisiasi oleh Tim PWK Fakultas Teknik Undip, yang mana merupakan tahapan lanjut sinergi Pemerintah Kabupaten Demak, melalui Dinas Pariwisata dengan Departemen PWK Fakultas Teknik Undip. 

"Strategic Goals yang ingin kami bangun adalah memberi sumbangsih bagi revitalisasi juga penataan segitiga emas, meliputi  Masjid Agung Demak (MAD) – Kadilangu – dan Tembiring," ungkapnya.

Kadinparta pun berharap, agar dalam FGD tersebut diharapkan menjadi  momentum yang nantinya mampu menjadi energi bersama, sehingga penataaan, revitalisasi, atau dapat disebut sebagai agenda besar pariwisata Demak dapat menapaki tracknya.

Adapun identifikasi yang perlu mendapat perhatian serius Pariwisata Demak antara lain karakteristik dan aktivitas wisatawan yang berbeda, baik di MAD maupun Kadilangu, permasalahan daya tampung parkir bus dan kendaraan wisatawan, Permasalahan pergerakan wisatawan dari Makam Sunan Kalijaga maupun Tembiring ke Masjid Agung dan sebaliknya yang menggunakan transportasi lokal (ojek) tidak terkoordinasi dengan baik.

"Selain itu keamanan dan kenyamanan wisatawan belum optimal, pedagang Kaki Lima yang tidak tertata, pengelolaan belum terintegrasi, kondisi lingkungan dan konektivitas antar daya tarik wisata belum ditata dengan baik," pungkasnya.