Sifin Almufti Curahkan Pengalaman Sebagai Wakil Rakyat dalam Sebuah Buku

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, M. Sifin Almufti mencurahkan apa yang selama ini menjadi tugas pokoknya sebagai anggota dewan yang menyerap aspirasi dari masyarakat Kota Semarang dalam sebuah buku.


Buku berjudul “Saat Mereka Menjerit Kamu Kemana?” mengisahkan apa yang selama ini Sifin temui dalam melakukan tugas sebagai anggota dewan. Dalam buku tersebut menceritakan kisah-kisah nyata masyarakat Kota Semarang terutama di sektor Pendidikan, Kesehatan hingga Sosial Masyarakat.

Buku berisi 14 bab ini berisi pengalaman selama empat tahun menjabat anggota dewan dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat menyampikan aspirasi dan keluhan yang selama ini dihadapi sebagai warga ibukota Jawa Tengah.

“Selama empat tahun ini saya kumpulkan data dari fakta yang saya temui di lapangan terutama di Komisi saya (Komisi D). Buku ini sekaligus sebagai jawaban kepada netizen yang selama ini mempertanyakan kinerja dari dewan. Karena tidak semua anggota dewan mempublikasikan kinerjanya ke media sosial. Padahal ya mereka kerja,” ungkap Sifin saat melaunching buku pertamanya di Gedung Pertemuan USM Semarang, Minggu (16/4).

Selain sebagai pertanggungjawaban ke masyarakat, buku ini juga sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada partai yang mengusungnya yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kisah-kisah yang ada dalam buku ini berisi advokasi nyata yang ada di masyarakat sekaligus solusi-solusinya. Dengan harapannya dari solusi yang diberikan akan bisa menjadi lebih baik lagi.

Dalam mengerjakan buku ini, Sifin memulainya sejak tahun 2019 atau sejak ia duduk di kursi dewan. Meski tugas pokoknya adalah menyerap aspirasi warga, namun juga fokus dalam membuat buku yang juga dibantu oleh beberapa staf dari fraksi.

“Ada yang nulis sendiri tapi ada juga yang dibantu staf fraksi. Bahkan saat terjun langsung kelapangan banyak sekali pengalamannya,” jelasnya.

Sifin menceritakan kisah dalam salah satu bab di bukunya yakni saat dirinya berkunjung ke sebuah rumah yang jauh dari rumah warga lainnya. Rumah warga yang dikunjunginya tersebut tidak mendapat pasokan listrik dan tentu saja sata malam tiba rumah milik salah satu warga tersebut gelap gulita.

Namun, pada akhirnya pihaknya bisa memberikan solusi untuk warga tersebut dan saat ini rumah warga yang berada di Kelurahan Genuksari Kecamatan Genuk ini sudah mendapat pasokan listrik.

“Banyak aspirasi yang masuk tapi kan kita juga ada keterbatasan. Namun selama kita bisa membantu ya kita bantu,” bebernya

Meski banyak pengalaman yang didapat saat mengumpulkan data untuk penulisan buku tersebut, Sifin mengaku jika ia juga menemukan banyak kendala. Kendala yang kerap didapat saat dirinya menemukan aspirasi warga yang tidak masuk dalam ranah Komisi D. Sehingga pihaknya akan kesulitan untuk memberikan solusi kepada masyarakat.

“Kalau leading sektor tidak sesuai komisi kita, itu jadi kesulitan bagi kami. Tapi kalau yang sesuai kita bantu,” tuturnya.

Dalam buku tersebut banyak bercerita tentang kesehatan mulai dari serba serbi seputar BPJS Kesehatan, susahnya warga untuk bisa rawat inap saat okupansi sebuah rumah sakit penuh hingga terhambatnya warga yang membutuhkan perawatan darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Ada pasien darurat butuh penanaganan tapi IGD penuh, sebeneranya sudah ada sistem rujukan tapi kita sambungkan ke RSUD atau RSUP, maka mereka bisa dibantu,” ucapnya.

Dibidang pendidikan, dikisahkan dalam buku ada seorang tukang soto yang anaknya diterima bersekolah di sekolah negeri yang memang bebas biaya. Namun ternyata mereka terhambat dengan biaya seragam yang harus dibayarkan secara tunai.  “Kita langsung sambungkan ke Dinas Pendidikan, dan Alhamdulilah mendapat gratis seragam,” imbuhnya.

Melalui buku ini, ia berharap bisa menjadi cambuk bagi dirinya untuk bisa bekerja lebih baik lagi dalam menampung dan memberikan solusi atas masalah yang terjadi dimasyarakat.

“Buku part kedua sudah saya siapkan juga dan masih berisi tentang kisah dan catatan harian sebagai anggota dewan,” pungkasnya.