Sejumlah penyelenggara dan pengawas pilkada serentak 2020 positif terkonfirmasi Covid-19, banyak memunculkan wacana, agar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 ditunda.
- Pilkada 2024: Kepala Desa Yamansari Daftar Jadi Calon Bupati Tegal Lewat PDI-P
- Inilah Lima Tokoh NU yang Layak Nyabup di Pilkada Karanganyar
- Gertak Desak MA Tolak Gugatan Caleg Koruptor
Baca Juga
Pasalnya, semakin banyak penyelenggara pemilu yang positif Covid-19, kekhawatiran akan penularan virus corona di antara mereka akan semakin banyak. Idealnya pelaksanaan pilkada tidak digelar dalam situasi pandemi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo sampaikan penundaan pilkada serentak tergantung dari keputusan KPU sendiri.
Menurutnya, sepanjang pelaksanaan dan selama prosesnya menggunakan strategi seperti pembagian BST, tidak jadi masalah.
"Strateginya seperti undangan terjadwal sesuai jamnya, sterilisasi TPS dan protokol kesehatan tetap dilakukan tidak ada persoalan," papar Rudi, panggilan akrabnya, Senin (21/9).
Sayangnya Rudi menyebut dirinya tidak memiliki kewenangam untuk hal tersebut. Namun dirinya kembali menegaskan jika memang pilkada tetap digelar, petugasnya juga harus betul-betul non reaktif dan tifak positif Covid-19.
"Kemudian undangan yang diedarkan harus mengatur waktunya, agar di situ tidak terjadi kerumunan masa. Termasuk alat pencoblosnya. Jadi begitu pemilih datang harus menggunakan sarung tangan dan itu jika diberi KPU juga lebih baik," himbaunya.
Namun semua itu tinggal menunggu keputusan dari pusat nantinya seperti apa. Dirinya ada di daerah, tinggal menjalankan, keputusan ada di pusat.
"KPU akan berbicara dengan parpol bukan dengan saya. KPU pusat dengan pimpinan parpol di tingkat pusat," tandasnya.
Menanggapi Usulan
Komisi Pemilihan Umum (KPU agar pelaksanaan Pilkada serentak 2020 menggunakan metode Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan kotak suara keliling.
Karena metode ini bisa diterapkan dalam rangka mencegah terjadinya penularan Covid-19, Rudi justru menyebut hal itu tidaklah baik.
"Itu nggak bagus. Mengurangi roh demokrasi. Kaya dodol martabak wae keliling," tutupnya.
- Pemilih Habiskan Terlalu Lama di Bilik Suara
- Yasip Khasani: Salatiga Targetkan 90 Persen Tingkat Partisipasi Pemilu di 2024
- 240 Kordes Tani Merdeka Wonosobo Siap Kawal Pemenangan Prabowo-Gibran