Surya dan Angin Hantar Energi untuk Gerakkan Ekonomi

Mengintip Pujasera Energi Satu-satunya di Kota Semarang
Kincir pembangkit listrik tenaga surya dan angin di depan Pujasera Energi di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Tugu, Kota Semarang
Kincir pembangkit listrik tenaga surya dan angin di depan Pujasera Energi di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Tugu, Kota Semarang

Teknologi baru berbasis energi terbarukan hadir melalui pembangkit listrik tenaga angin dan matahari (surya) di Kampung Kuliner Pujasera Energi. Alternatif energi tersebut menggerakkan ekonomi warga Kelurahan Tambakharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang.


Seorang pemuda tampak memastikan komponen-komponen pembangkit listrik tenaga angin dan matahari (surya) di Kampung Kuliner Pujasera Energi beroperasi baik. Matanya awas melihat satu per satu komponen sembari sesekali tangannya memastikan alat bekerja dengan baik. 

Adalah Mochtar Adi Maulana, warga setempat didapuk menjadi pengelola melakukan perawatan dua kali dalam satu minggu. 

“Sebelumnya mur kincir angin sempat copot kemudian as patah. Kondisi ini harus segera diperbaiki,” ungkap Adi, sapaan akrabnya, saat ditemui RMOL Jateng, Kamis (3/11).

Perawatan ini untuk memastikan alat bekerja dengan baik serta demi keselamatan baik pejual dan pelanggan. 

Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari mengandalkan alam. Begitu pun, saat sang surya malu-malu muncul daya pacu sedikit melambat. Kincir angin akan berputar lebih cepat kala angin berembus kencang. 

“Kalau terlalu kencang dikhawatirkan akan lepas jadi akan diberi kanopi berfungsi untuk penahan,” ujar Adi lagi.

Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di Kelurahan Tambakharjo ini diklaim pertama di Kota Semarang yang disalurkan Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah DPPU Ahmad Yani.

Pemilihan lokasi sudah melalui social mapping dalam pengalokasian Corporate Social Responbility (CSR).  

Beberapa pertimbangan antara lain potensi terbesar warga adalah di bidang kuliner. Tim CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah DPPU Ahmad Yani M Rinaldy sudah melakukan rencana sejak lima tahun lalu. 

“Diawali dengan pelatihan memasak hingga melahirkan program inkubator bisnis katering. Pada tahun ke 3 mulai digarap pujasera ini,” kata dia. 

Pujasera Energi hadir untuk memfasilitasi warga sekitar berjualan. Wadah bagi UMKM ini diharapkan menggerakan roda perekonomian berjalan dinamis. 

Dalam pelaksanaan, program CSR Pujasera Energi menggandeng pihak lain, yakni Pemerintah Kota Semarang. Pujasera Energi berdiri di lahan milik pemkot, sebelumnya juga berencana dibangun pula sebuah kampung kuliner.

“Sejalan dengan program pemkot setempat karena pedoman kami pemberdayaan masyarakat dapat mendorong satu keluarahan/ desa untuk mengembangkan potensi. Kami hanya memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan,” terang dia. 

Selain karakteristik ekonomi, pertimbangan lain adalah lokasi. Lokasi berdekatan dengan pesisir pantai nan terik dan memiliki kekuatan angin kencang. 

“Menggabungkan potensi alam di daerah tersebut dengan energi terbarukan solar cell dan angin,” terang dia.

Pengembangan energi baru terbarukan bisa menjadi pilihan utama dalam perwujudan ketahanan energi. Potensi sumber energi baru terbarukan di Indonesia sangat melimpah. Diantaranya matahari, angin hingga air sehingga perlu dimanfaatkan dengan optimal. 

Adapun kinerja pembangkit listrik tenaga angin dan matahari bekerja secara hibrid yang dikombinasikan dengan pasokan listrik dari PLN.

Listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga angin dan matahari tersebut masuk ke dalam baterai yang disiapkan dengan melalui solar charger control (SCC). 

Petugas perawat alat pembangkit tenaga surya dan angin di Pujasera Energi di Kelurahan Tambakharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Kamis (3/11) sedang mengecek kondisi peralatan penghasil energi baru terbarukan tersebut. RMOL Jateng

Alat tersebut menjadi ‘otak’ dalam proses pengisian daya agar baterai lebih awet akibat pasokan listrik terus menerus dari pembangkit yang terus memasok listrik.

"Kalau baterai sudah terisi penuh, maka akan daya yang masuk akan otomatis tidak setop, sehingga keawatan baterai terjaga," katanya

Baterai terisi mencapai infenter panel DC/ AC. Terbagi dua antara milik PLN sedangkan bawah milik Energi Baru Terbarukan (EBT). Kemudian, aliran listrik tersalurkan ke lapak-lapak. 

“EBT menurunkan biaya operasional pujasera. Kami juga menyediakan penangkal petir di sekitar rumah warga atau dekat lokasi Pujasera Energi untuk mengantisipasi cuaca ekstrim. Selain itu, akan dibangun pula kanopi demi aspek keamanan,” terang dia.

Berdasarkan hasil penelitian, perpaduan pembangkit tenaga angin dan tenaga surya tersebut mampu menghasillan listrik hingga 621,6 KWH per tahun. 

Saatnya Berkolaborasi

Pujasera Energi bisa menjadi celah lapak menjemput rejeki bagi warga Kelurahan Tambakharjo Kecamatan Tugu Kecamatan Kota Semarang.

Sekitar tujuh lapak dipayungi Kampung Kuliner Pujasera Energi. Masing-masing pedagang menjual beragam kuliner tradisional. 

Khomsatun pemilik Kuliner Adi Gun menjual gorengan hingga aneka minuman panas/ dingin. Dia turut menggantungkan rejeki dengan berjualan lapak demi menghimpun pundi. 

“Alat ini untuk memasak nasi dan penerangan jika malam hari. Setiap lapak membayar iuran Rp200 ribu setiap bulan untuk kebutuhan listrik dan air,” ungkap perempuan yang juga bekerja sebagai ART ini. 

Pengalaman menikmati fasilitas yang disediakan Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah DPPU Ahmad Yani sebagai hal baru. Namun, secara umum seperti pada umumnya menggunakan aliran listrik.

"Waktu menggunakan listrik dari kincir angin, misalkan masak nasi saat (cuaca) mendung memang terasa lebih lama. Jika angin lumayan kencang baling-baling mutar cepat maka memasak menjadi lebih cepat,” kata dia tergelak. 

Khomsatun berharap, penduduk setempat hingga perumahan di sebelah kampung semakin melirik keberadaan Kampung Kuliner Pujasera Energi. Beragam fasilitas tambahan seperti Wi-Fi dan sound music diharapkan menjadi salah satu pilihan tempat nongkrong di Kota Semarang. Sedangkan untuk pengadaan internet menggandeng Telkom. 

“Sebaiknya dibuat banyak acara di sini sehingga semakin banyak masyarakat tahu tempat ini. Kami sebagai pedagang juga semakin laris dan semangat berjualan,” kata dia. 

Harapan serupa juga diungkapkan Musarofah, Pemilik Kuliner Barokah. “Pelanggan bisa makan dan nyantai di sini. Kalau siang angin semilir sambil lihat kincir angin,” ujar dia. 

Penggunaan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari dalam proses berjualan kuliner tidak menyebabkan masalah berarti. Dia menggunakan untuk memblender buah atau minuman kemasan, memasak nasi, kalau panas banget (menghidupkan) kipas angin juga,” terang dia. 

Energi Baru Terbarukan harus menjadi sumber daya energi di masa depan. Penggunaan energi dari alam mengurangi ketergantungan energi yang diperoleh dari bahan bakar fosil. Pengembangan energi baru terbarukan disiapkan untuk menghadapi ancaman krisis energi. 

Dalam hal ini, diperlukan menggandeng berbagai pihak dengan semangat berkontribusi dalam bidang sumber energi baru terbarukan. Demi mencapai kemandirian energi.