Tahlil Budaya Kembali Digelar di Semarang

Kegiatan Tahlil Budaya #3 kembali digelar di Kota Semarang. Puluhan santri Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo Jawa Timur berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah menggelar ‘Santri Tilik Desa’.


Acara dimulai dari diskusi seni dan budaya, dialog kepemudaan, pentas seni hingga tahlil dan doa bersama.

“Tahlil Budaya dilaksanakan tiap tahun, saat santri libur bulan Ramadan dan pulang ke kampung halaman,” ungkap Ketua Sanggar Seni Kalimosodo, Muhammad Nu'man.

Kegiatan ini adalah tahun ke tiga, wahana silaturahmi santri dengan masyarakat. Di antaranya turut serta memberikan gagasan-gagasan kreatif dalam membangun peradaban desa.

"Kami belajar sekaligus memberikan ide-ide agar ada kesadaran-kesadaran dari warga terutama pemuda untuk cinta terhadap desanya," imbuhnya.

Kali ini pihaknya bekerja bareng dengan warga dan karang taruna Kelurahan Mangunharjo, Tembalang.

"Di sesi dialog kami mengundang Mas Yoga menjadi narasumber. Beliau aktifis pemuda yang pernah mendapat penghargaan tingkat nasional. Selain dialog juga ada pentas seni dari Kalimosodo sendiri, Teater Asa UIN Walisongo dan warga yang hadir," tuturnya.

Solihin, penasehat Sanggar Seni Kalimosodo mengutarakan bahwa santri Salafiyah Syafiiyah Situbondo hanya satu kali libur dalam satu tahun, yakni bulan Ramadhan.

Dia menambahkan, santri pulang kampung dan memanfaatkan liburan dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

"Iya, ada SKN (santri kerja nyata) mereka belajar mengabdi secara langsung di masyarakat selama 10 hari. Habis itu, yang suka seni budaya menggelar Tahlil Budaya. Ini yang berasal dari Jawa Tengah, kalau untuk santri daerah lain juga punya kegiatan yang serupa," katanya.