Menyikapi cuaca ekstrim seperti saat ini, masyarakat Kabupaten Magelang diimbau untuk senantiasa siap siaga dan waspada terhadap terjadinya bencana. Terutama mereka yang tinggal di lereng-lereng pegunungan dan rawan terjadi bencana tanah longsor.
- PPT Seruni Siapkan Pendampingan Psikologis Bagi Keluarga Almarhum Iwan Boedi
- Amankan Idul Adha dan Liburan Panjang, Langkah Ini Diterapkan Polres Jepara
- Perumahan Disinyalir Penyebab Banjir di Ngaliyan Semarang Diivestigasi
Baca Juga
"Jangan menebangi pohon-pohon yang menjadi pelindung di lahan atau tempat-tempat yang rawan longsor," kata Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, sepulang mengikuti rakor penanganan bencana tingkat Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (02/01/2023).
Sepanjang 2022, dia mencatat di wilayah Kabupaten Magelang telah terjadi 672 bencana, yang didominasi oleh angin kencang dan tanah longsor.
Bencana non alam seperti kebakaran dan kejadian lain juga ada.
"Tetapi.... alhamdulillah semua bisa tertangani, meski juga menimbulkan kerusakan dan 10 korban jiwa," ujar Adi, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Edi Wasono.
Sejauh ini, menurut Adi, seluruh bencana di wilayah Kabupaten Magelang dapat ditangani oleh semua unsur stakeholder secara pentahelix, secara sinergi, kolaborasi dan gotong-royong.
Pemerintah Kabupaten Magelang juga selalu membangun sinergi dan kolaboratif dengan lintas sektor, baik swasta, masyarakat dan akademisi.
Serta terus melakukan upaya sosialisasi dan antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang terjadi kepada masyarakat.
"Jadi tidak hanya pemerintah tetapi semua unsur, termasuk juga peran dari rekan-rekan media untuk bisa memberikan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada masyarakat," katanya.
- PT PP Semarang-Demak Kebut Exit Tol Jelang Peresmian
- 39 Sekolah di Solo terpapar Covid-19, Sebagian Besar Siswa Luar Solo
- Dinkes Batang Minta Pasokan Vaksin Covid-19 Lancar