Pemerintah Taiwan melalui Kementerian Luar Negerinya mengomentari peristiwa meninggalnya dua demonstran anti kudeta Myanmar akhir pekan lalu.
- Seorang Ibu di California Meninju Singa Demi Selamatkan Putranya
- Komisi Eropa Menarik Pasal Pengaturan Karena Tidak Tercapai Kesepakatan Pada AIAS Paris 2025
- PM Malaysia Siap Gelar Pemilu Juli 2022
Baca Juga
Pemerintah Taiwan melalui Kementerian Luar Negerinya mengomentari peristiwa meninggalnya dua demonstran anti kudeta Myanmar akhir pekan lalu.
Dalam pernyataannya, Kemenlu mengatakan bahwa pemerintah Taiwan terkejut atas peristiwa itu dan menyesali penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
Kementerian mendesak militer Myanmar untuk menggunakan cara-cara damai, alih-alih melakukan kekerasan, untuk menyelesaikan masalah politik dalam negeri dan mengembalikan negara ke arah demokrasi.
Mereka juga menyebut bahwa apa yang dilakukan pihak militer Myanmar tidak dapat diterima oleh pemerintah dan rakyat di negara demokratis.
Selain itu, Kementerian juga mengatakan, bahwa pihaknya terus memantau perkembangan di Myanmar melalui berbagai saluran.
"Para pebisnis dan anggota komunitas Taiwan lainnya yang tinggal di negara Asia Tenggara itu tidak ada yang terluka," tambah kementerian itu, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, polisi anti huru hara pada Sabtu (20/2) menembaki penduduk lokal yang datang untuk membantu para pekerja galangan kapal yang mogok di tengah tindakan keras pemerintah.
Seorang korban, laki-laki berusia 20 tahun, ditembak mati di kepala, sementara yang lain meninggal tak lama setelah dipukul di bagian perut.
- Facebook Berubah Menjadi Meta
- Prabowo: Masyarakat Hati-Hati Kalau Terima Tawaran Keuntungan
- Petani Opium Afghanistan Merana Karena Taliban Janji Hentikan Produksi Narkotika