Tak Mampu Penuhi Kebutuhan, Bantuan Bulog Grobogan Dikeluhkan

Pedagang pasar Nurjanah menjajakan daganganya di Pasar Induk Purwodadi, Rabu (13/9). RMOL Jateng
Pedagang pasar Nurjanah menjajakan daganganya di Pasar Induk Purwodadi, Rabu (13/9). RMOL Jateng

Bantuan beras bulog didistribusikan ke para pedagang tak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Para pedagang pun mengeluh karena bantuan diberikan kepada mereka tak mencukupi permintaan pengecer.


"Adanya bantuan beras murah cuma 1 kuintal, kita bagi per pengecer seadanya. Tahun ini lebih sedikit jika dibandingkan tahun sebelumnya," ujar salah satu pedagang pasar Induk Purwodadi, Nurjanah, Rabu (13/9).

Dia mengatakan, bantuan per pedagang hanya seberat satu kuintal dengan harga jual maksimal Rp10.900. Mereka mengaku dari satu kuintal beras hanya mampu dibagi 10 kilo per pengecer. Alhasil, banyak pengecer tidak kebagian beras murah tersebut. 

Bantuan di tahun sebelumnya, mencapai satu ton per pedagang sehingga masih bisa dibagi ke masing-masing pengecer. Pihaknya berharap pemerintah meningkatkan volume bantuan beras murah agar kebutuhan konsumsi masyarakat dapat terpenuhi. 

Pedagang lainnya, Wiwik Paramita mengaku, bantuan beras murah diberikan pada para pedagang langsung habis saat itu. 

"Tidak sampai sehari langsung habis, banyak pengecer kita yang tak kebagian," ungkapnya.  

Sementara itu, Kadisperindag Grobogan Pradana Setiawan mengatakan penyaluran ke-2 Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk Grobogan sebanyak 1,6 ton. Dengan rincian per pedagang mendapat satu kuintal.

"Sifatnya bantuan tersebut untuk intervensi pedagang, agar mereka tidak menaikan harga  seenaknya, tujuan pemerintah stabisasi harga," paparnya.

Dia menjelaskan, untuk penyaluran pertama Bulog menjual beras CBP dengan harga Rp9.400 per kilogram.