Tekan Kasus DBD dengan Metode Wolbachia

Dinas Kesehatan Kota Semarang telah mempersiapkan metode guna menekan pertumbuhan kasus DBD, yakni dengan metode Wolbachia.


"Ini ada strategi baru yang namanya Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri yang nantinya akan dimasukkan ke nyamuk Aedes Aegypti. Kalau ada nyamuk Aedes Aegypti yang ber- wolbachia ada kumannya tadi, maka dia akan menjadi mandul, atau tidak bisa menetas,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, Senin (15/8). 

Metode Wolbachia, kata dia, sebuah cara untuk mengawinkan nyamuk Aedes Aegypti  dikembangbiakkan di dalam ember yang sudah dilubangi. Setelah nyamuk kawin dengan nyamuk yang sudah memiliki Wolbachia, peranakan nyamuk baru tidak lagi memiliki virus DBD.

"Ini sudah terbukti aman untuk lingkungan dan manusia, intinya adalah nyamuk Aedes Aegypti tidak bisa bermutasi," bebernya.

Hakam mengatakan, metode ini bisa menekan jumlah kasus DBD. Terlebih setelah diterapkan di Bantul dan Sleman jumlah kasus mengalami penurunan hingga 77 persen. Hal ini karena nyamuk tidak bisa membawa virus penyebab demam berdarah.

"Sebelumnya metode ini sudah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di daerah Bantul dan Sleman pada tahun 2020 lalu," terang dia. 

Pihaknya mencatat jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Lumpia terus mengalami penurunan setiap bulan. Namun begitu, peningkatan jumlah kasus diprediksi menjelang akhir tahun. 

Di Kota Semarang, kata Hakam, jumlah sebaran kasus DBD tertinggi ada di wilayah Tembalang, Banyumanik dan Ngaliyan. Pada daerah tersebut sebaran kasus tidak lebih dari 10 kasus.