Kasus demam berdarah dengue (DBD) dari bulan Januari hingga Agustus sudah mencapai 300 kasus. Sementara kasus meninggalnya mencapai 24 kasus.
- RAN PASTI, Perang Bersama Mencegah Stunting
- ODGJ Telanjang Di Lampu Merah Tlogosari, Diamankan Polisi Untuk Perawatan di RSJ
- Dua Bulan Lebih, Vaksin Rutin Balita di Jepara Kosong
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan upaya Dinkes untuk menekan kasus DBD di Kota Semarang dilakukan dengan menerapkan beberapa metode salah satunya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Gerakan STBM diantaranya adalah membuang sampah, sanitasi dan menjalankan pola hidup sehat.
“Beberapa upaya kita lakukan untuk tekan kasus DBD, salah satunya STBM. Kalau ini bisa diterapkan saya yakin angka kasusnya turun kok,” kata Hakam, Selasa (20/9).
Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga terus dilakukan rutin satu minggu sekali. Harapannya dengan memberantas sarang-sarang maka nyamuk DBD juga ikut terbasmi.
Pada bulan September ini, Hakam menjelaskan kasus DBD sudah mengalami penurunan. Hingga pertengahan bulan ini total ada 10 kasus DBD di Kota Semarang.
"Kalau bulan ini ada 10 kasus, tapi kan ini belum full. Harapan kami nggak ada kenaikan,” tuturnya.
Selain dua metode tersebut, akan ada metode Wolbachia yakni salah satu cara untuk menekan pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti penyebab utama penyakit DBD. Upaya ini rencananya akan dilakukan di Kota Semarang dalam waktu dekat.
Metode ini sebelumnya telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di daerah Bantul dan Sleman, DIY, pada tahun 2020 lalu. Upaya tersebut ternyata mampu menekan kasus DBD hingga penurunannya mencapai 77 persen.
Kota Semarang akan menjadi pilot project selanjutnya yang kemungkinan akan dilakukan di empat wilayah pada tahun ini.
"Ini ada strategi baru yang namanya Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri yang nantinya akan dimasukkan ke nyamuk Aedes Aegypti. Kalau ada nyamuk Aedes Aegypti yang ber wolbachia ada kumannya tadi, maka dia akan menjadi mandul, atau tidak bisa menetas," paparnya.
Metode Wolbachia ini adalah sebuah metode untuk mengawinkan nyamuk Aedes Aegypti yang akan dikembangbiakkan didalam ember yang sudah diberi lubang. Setelah nyamuk kawin dengan nyamuk yang sudah memiliki Wolbachia, peranakan nyamuk baru tidak lagi memiliki virus DBD.
"Tanggal 30 ini Pak Dirjen akan ke Semarang, targetnya awal Oktober lah bisa dilakukan di Semarang," bebernya.
Meski demikian, Hakam menerangkan jika metode ini sudah terbukti aman untuk lingkungan dan manusia. Tak hanya itu, nyamuk Aedes Aegypti juga tidak akan bisa bermutasi.
“Metode ini aman, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” pungkasnya.
- PKK Bangga Kencana Kesehatan Temanggung Masuk Tiga Besar Provinsi Jateng
- Asa Para Penyandang Disabilitas Menyambut Hari Tua Bersama BPJS Ketenagakerjaan
- Ratusan Warga Banjiri Posyandu Integrasi Layanan Primer!