Tempat Pembuangan Akhir Sampah Di Banyumas Siap Disulap Jadi Wahana Wisata

TPA di Desa Wlahar Wetan, Banyumas, yang akan dijadikan wahana wisata. /RMOL Jateng
TPA di Desa Wlahar Wetan, Banyumas, yang akan dijadikan wahana wisata. /RMOL Jateng

Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan, Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) yang sedang dibangun di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, akan dijadikan sebagai wahana wisata. Mengingat lokasinya bagus terlihat panorama alam yang indah dari atas lokasi.


Saat memantau perkembangan pembangunan TPA BLE, pihaknya berencana membangun gazebo atau tempat duduk yang terbuat dari bambu di luar area TPA BLE agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata alam di tempat itu.

Terkait pembangunan TPA BLE, Bupati mengaku optimistis jika pembangunannya selesai dapat mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Banyumas. "Kalau TPA BLE ini sudah jadi, Insya Allah persoalan sampah akan selesai," kata Husein, Senin (2/8/2021).

Husein mengatakan hingga saat ini, produksi sampah di Kabupaten Banyumas mencapai 130 truk per hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 truk telah dikelola sejumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM) di hanggar-hanggar pengelolaan sampah terpadu. "Yang 30 truk nantinya masuk ke sini," katanya.

Dikatakan,  sampah yang masuk ke TPA BLE akan dipilah antara organik dan anorganik. Sampah organik akan dimafaatkan untuk budi daya maggot serta dibuat sebagai kompos dan gas organik.

"Sementara untuk sampah anorganik khususnya plastik akan didaur ulang untuk dijadikan pelet plastik, panel, meja, kursi, dan sebagainya, karena di sini akan dilengkapi dengan pabrik plastik," katanya.

Bupati mengatakan pengoperasian TPA BLE tersebut akan menyerap tenaga kerja baru sekitar 50 orang.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas Junaidi mengatakan TPA BLE yang dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektare itu ditargetkan dapat beroperasi sekitar bulan September atau Oktober 2021.

Menurut Junaidi, TPA BLE dilengkapi dengan pabrik pengolahan plastik, budidaya maggot, kolam ikan untuk budidaya lele, kolam renang, dan sebagainya.

"Produk sampah organik bisa dijadikan bubur sampah untuk budidaya maggot yang nantinya digunakan sebagai pakan lele, sedangkan pabrik pengolahan plastik akan mendaur ulang limbah plastik," katanya.

Junaidi mengatakan pembangunan TPA BLE tersebut dibiayai APBN dengan anggaran sebesar Rp 44 miliar serta dana pendamping dari APBD Rp 6,3 miliar.

Pihaknya memastikan TPA BLE tidak akan menghasilkan residu karena sampah dibakar habis dengan prinsip pirolisis, yakni proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi yang berlangsung tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas.