Terbaru, 20 Persen Dana Desa Dialokasikan untuk MBG

Yandri Susanto. Dok. RMOL.id
Yandri Susanto. Dok. RMOL.id

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menginstruksikan seluruh kepala desa di Indonesia untuk mengalokasikan 20% dana desa tahun 2025 guna memperkuat ketahanan pangan.

Instruksi itu tertuang dalam Surat Keputusan Mendes dan PDT nomor 3 tahun 2025 tentang Panduan Penggunaan Dana Desa untuk Ketahana Pangan dan Mendukung Swasembada Pangan.

“Implementasi dari program ini akan dilaksanakan oleh Badan Usama Milik Desa (BUM Desa)atau BUM Desa bersama sebagai unit usaha di tingkat desa,” terang Yandri.

Lebih lanjut Yandri memaparkan bahwa belanja dari dana desa harus memastikan 20% sebagai penyertaan modaldesa kepada BUM Desa, BUM Desa Bersama atau investasi bagi lembaga ekonomi masyaraat di desa lainnya untuk ketahanan pangan. 

“Dan penyertaannya harus diputuskan dalam musyawarah desa dan /atau musyawarah antar desa,” jelas Yandri.

Kemudian Yandri menyebutkan bahwa keseluruhan langkah yang diupayakan untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dengan menjadikan desa sebagai lokomotif utama ketahanan pangan. 

Dengan kebijakan ini, diharapkan desa akan menjadi lebih mandiri, berdaya saing an mampu berkontribusi besar dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal senada disampaikan Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) di Solo, Sabtu (1/2) yang lalu.

"Dari dana desa yang ada saat ini, minimal 20 persen akan dialokasikan untuk mendukung program ketahanan pangan, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG),” ujarnya.

Menurut Riza, MBG tidak hanya perihal pemenuhan gizi, tetapi juga menyiapkan generasi penerus yang berdaya pikir lebih tajam. Sehingga, anak-anak desa dapat berkembang optimal secara fisik dan intelektual.

Selain itu, program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Yakni, desa dapat menjadi penyedia/ supplier bahan pangan untuk MBG, sehingga membuka peluang bagi petani, peternak, dan UMKM desa.

Selanjutnya, putaran uang hasil transaksi bahan pokok untuk MBG akan mempercepat perputaran ekonomi desa, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Diharapkan program ini akan disambut baik seluruh desa dan menjadikannya subjek utama dalam pembangunan desa," harapnya.