Tergiur Keuntungan Lebih Tinggi, Petani Tembakau di Blora Meningkat 2 Kali Lipat

Para petani Blora, beralih tanam tembakau saat kemarau tiba, Senin (5/8) pagi. Rubadi/RMOLJateng.
Para petani Blora, beralih tanam tembakau saat kemarau tiba, Senin (5/8) pagi. Rubadi/RMOLJateng.

Dinas Pangan Pertanian Pertanian Dan Peternakan (DP4) Kabupaten Blora Jawa Tengah mencatat, luas tanaman tembakau di Blora pada tahun 2024 meningkat dari tahun sebelumnya.


Peningkatan terjadi 120 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 tercatat lahan yang ditanami tembakau hanya 800 hektare, sementara di tahun 2024 meningkat hingga 2000 hektare. 

Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan DP4 Kabupaten Blora, Rosalia Diah Erawati mengatakan data peningkatan jumlah lahan petani tembakau tersebut berdasarkan catatan dari penyuluh setiap kecamatan di Blora. 

"Memasuki kemarau panjang, banyak petani lebih nyaman menanam tembakau, daripada komoditas lainnya. Itu karena pada tanaman tembakau tak memerlukan banyak suplai air," terangnya, Senin (5/8) pagi. 

Dia berharap harga tembakau dapat stabil, agar petani ini bisa menikmati hasil panen meski dilanda musim kemarau. 

Bayaki (54) petani tembakau asal Puledagel Kecamatan Jepon Blora lebih memilih untuk menanam tembakau daripada komoditas padi dan jagung.

"Alasannya karena tanaman tembakau tahan cuaca panas, tidak banyak hama dan nilai jual tembakau dapat meingkat tiga kali lipat daripada padi dan jagung," ungkapnya. 

Selain itu, lanjut Bayaki, untuk perawatan tembakau relatif lebih mudah, pasalnya hanya cukup melakukan pemupukan rutin tiga kali dalam sebulan. 

"Lahan yang ditanami tembakau seluas satu hektare, kurang lebih 26 ribu tanaman," terangnya. 

Dia mengatakan masa panen tembakau kurang lebih tiga bulan. Terkait prosentase hasil, secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan, karena dapat meraih keuntungan hingga 40 persen dari modal awal. 

"Itu kalau harga bisa stabil, kalau turun ya bisa jadi rugi," imbuhnya.