Thailand Hentikan Penggunaan Vaksin Sinovac Covid-19

Thailand akan berhenti menggunakan Vaksin Covid-19 Sinovac dari China saat persediaan sudah habis.


Thailand menggunakan lebih dari 31,5 juta dosis Sinovac sejak Februari, dimulai dengan dua dosis untuk pekerja garis depan, kelompok berisiko tinggi dan penduduk Phuket, sebuah pulau liburan yang dibuka kembali untuk turis pada awal skema percontohan.

Pada bulan Juli, Thailand mulai menginokulasi orang dengan Sinovac sebagai dosis pertama diikuti oleh AstraZeneca yang dikembangkan Universitas Oxford. Thailand adalah negara pertama yang menggabungkan suntikan Cina dan Barat, sebuah strategi yang menurut pejabat kesehatan terbukti efektif.

"Kami berharap telah mendistribusikan semua dosis Sinovac minggu ini," kata pejabat kesehatan Thailand Opas Karnkawinpong, dilansir dari Channel New Asia, Senin (18/10).

Dia menambahkan program akan beralih untuk menggabungkan vaksin AstraZeneca dengan yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech.

Thailand tahun depan berencana membeli total 120 juta dosis vaksin COVID-19 dan telah memesan 60 juta dosis AstraZeneca, vaksin yang diproduksi secara lokal.

Thailand mengatakan hanya akan mendapatkan vaksin yang efektif melawan varian baru.

Sejauh ini telah memvaksinasi 36 persen dari perkiraan 72 juta orang yang tinggal di Thailand dan berharap mencapai 70 persen pada akhir tahun.

Negara ini berencana pembukaan kembali bebas karantina bulan depan dari 17 provinsi untuk kedatangan yang divaksinasi dari negara-negara berisiko rendah. Termasuk akan tujuan seperti Pattaya, Hua Hin, Chiang Mai dan Bangkok.

Thailand telah mencatat hampir 1,8 juta kasus dan 18.336 kematian secara keseluruhan, lebih dari 98 persen dalam tujuh bulan terakhir.