Thailand Perketat Aturan Pembatasan Covid-19

Thailand mengumumkan lebih banyak pembatasan Covid-19 seiring dengan melonjaknya infeksi harian dari virus corona, didorong dengan penyebaran varian Omicron.


Diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jurubicara Center for Covid-19 Situation Administration (CCSA) Taweesin Visanuyothin pada Jumat (7/1) mengatakan program "Test & Go" tidak akan berlaku untuk sementara.

Program tersebut mengizinkan mereka yang dites negatif Covid-19 untuk tidak melakukan karantina wajib.

"Kami akan melakukan perubahan jika situasinya membaik," ujarnya dalam konferensi pers, seperti dikutip Bernama.

Meski begitu, Visanuyothin menyebut, pemegang Thailand Pass untuk saat ini tidak akan terpengaruh. Untuk itu, mereka masih bisa memasuki Thailand tanpa menjalani karantina hingga 15 Januari.

Selain itu, Thailand juga telah menghentikan sementara Phuket Sandbox untuk mencegah penyebaran varian Omicron. Tetapi Taweesin mengatakan program "sandbox" akan diperluas ke pulau resor lainnya, seperti Koh Phang-nga, Krabi, Koh Samui, Koh Tao dan Koh Phangan, mulai 11 Januari.

Di bawah program "sandbox", wisatawan diizinkan untuk bergerak bebas selama mereka tinggal di lokasi tersebut. Mereka diharuskan berada di lokasi yang sama selama tujuh hari sebelum bepergian ke provinsi lain.

Pengetatan pembatasan Covid-19 dilakukan setelah CCSA menggelar rapat bersama Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha.

Pada Jumat, Thailand melaporkan 7.526 kasus Covid-19 dan 19 kematian. Sehingga total infeksi mencapai 2.252.776 kasus dan 21.799 kematian. 

Taweesin mengatakan, Thailand telah menetapkan delapan negara Afrika dalam daftar berisiko tinggi, yaitu Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.

Guna menghentikan transmisi lokal, pemerintah menutup tempat hiburan. Sementara restoran dan tempat makan di delapan provinsi pariwisata termasuk ibukota Bangkok, Kanchanaburi, dan Phuket hanya diizinkan buka hingga pukul 9 malam.