Tiga Titik Tanggul Jebol Picu Banjir Rob di Semarang

Banjir rob pada Senin (23/5) di Semarang Utara dan Semarang Timur dipicu tiga buah tanggul menjadi penghadang air laut jebol.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, dua tanggul kawasan Industri Pelabuhan Lamicitra dan satu lainnya di RW 1 Ujung Seng. 

Saat ini tanggul yang jebol di RW 1 Ujung Seng tengah dalam upaya perbaikan karena air yang mulai surut.

Wali Kota Hendi, sapaan akrabnya, mengatakan, upaya perbaikan sementara yang dilakukan adalah membuat kisdam dari sandbag atau karung berisi pasir. Sementara tanggul berada di Lamicitra hingga saat ini masih belum bisa dilakukan perbaikan karena air pasang masih tinggi.

"Di Lamicitra ada dua titik. Satu lagi terpisah di Ujung Seng. Perbaikan di Lamicitra akan menunggu surut dulu. Nantinya BBWS, DPU, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan segera melakukan perbaikan jika kondisi sudah surut," kata Wali Kota Hendi, Selasa (24/5).

Dia mengatakan, banjir rob kali ini adalah yang paling tinggi yakni mencapai 2,1 meter. Kota Semarang sendiri, katanya, pernah mengalami puncak banjir rob dengan ketinggian 1,84 meter pada Juni 2020 silam.

"Ini sampai 2,1 meter. Karena kekuatan tekanan dasyat di Lamicitra, tembok yang berfungsi sebagai tanggul jebol. Akhirnya air laut masuk seperti air bah dan merendam semua perusahaan industri di Tanjung Emas," ungkap Hendi. 

Wali Kota Hendi mengatakan, perlu adanya penanganan jangka panjang untuk menyelesaikan masalah rob di Kota Semarang ini. Saat ini pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan upaya pembangunan tanggul laut. Meski demikian, Hendi mengakui untuk pembangunan tanggul laut membutuhkan anggaran yang cukup besar.

"Tanggul laut kita setinggi 2 meter. Sedangkan, puncak rob ini mencapai 2,1 meter. Jadi memang sangat diperlukan peninggian tanggul laut untuk mengatasi rob yang lebih tinggi lagi," pungkasnya.