Tingkatkan Ekonomi Kreatif, Mahasiswa Undip Sosialisasikan Pemberdayaan Pisang

Pemerintah saat ini tengah gencar meningkatkan ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM di Indonesia. Hal itulah yang menginspirasi Rania Adhiani Kusumaputri, Mahasiswa Universitas Diponegoro, Angkatan 2019 untuk mensosialisasikan pemberdayaan pisang di Desa Mlale, Kabupaten Sragen.


Sosialisasi tersebut diharapkan mampu membangkitkan ekonomi kreatif dengan bahan dasar pisang untuk meningkatkan ekonomi warga Desa Mlale, Sragen.

Dijelaskan Rania, Desa Mlale adalah salah satu desa di Kecamatan Jenar, Sragen yang memiliki banyak potensi dengan sumber daya yang dapat dikembangkan didalamnya, salah satunya pisang. 

"Akan tetapi, warga Desa Mlale belum dapat mengembangkan potensi yang ada secara maksimal untuk suatu hal yang berguna bagi Desa Mlale terutama dari sisi ekonomi," ujar Rania, dalam rilisnya, Sabtu (11/2/2023).

Melihat potensi yang belum dikembangkan itu, Rania, salah satu peserta KKN Undip 2022/2023 mensosialisasikan program pemberdayaan pisang di Desa Mlale.

"Karena melihat potensi yang ada, kami akhirnya membentuk program pemberdayaan pisang untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Desa Mlale, Sragen," tambahnya.

Ia berharap, dengan program pemberdayaan pisang ini dapat  menumbuhkan pemahaman akan pentingnya ekonomi kreatif ditengah persaingan global. 

"Program ini diharapkan dapat meningkatkan inovasi dan pengetahuan tentang ekonomi kreatif kepada masyarakat setempat," ujarnya.

Ditambahkan Rania, dari hasil survei yang dilakukan di Desa Mlale, diperoleh informasi bahwa terdapat potensi pisang yang sebagian besar ditanam di kebun-kebun dan halaman belakang rumah warga yang mana ketersediaannya tidak mengenal musim. 

Akan tetapi buah pisang ini hanya dimanfaatkan masyarakat untuk dimakan begitu saja dan dijadikan pisang goreng. 

Oleh sebab itu lanjut Rania, ketersediaan buah pisang ini perlu diolah menjadi suatu produk yang lebih inovatif sehingga dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi. 

Pisang merupakan salah satu buah yang mudah diolah menjadi berbagai macam olahan. Akan tetapi buah pisang memiliki kekurangan karena mudah busuk. 

Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan secara khusus untuk mengatasi masalah tersebut. 

Salah satu strategi untuk memperpanjang masa simpan buah pisang adalah dengan membuat sale pisang. 

Sale pisang merupakan salah satu produk yang dibuat dari pisang matang yang diawetkan dengan cara dikeringkan. 

"Sale pisang ini dapat menjadi solusi bagi pengembangan ekonomi kreatif di Desa Mlale karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi daripada dijual begitu saja," tambah Rania.

Lebih jauh Rania mengatakan, dalam agenda sosialisasi, mahasiswa UNDIP bekerja sama dengan perangkat desa untuk dilakukannya sosialisasi di Desa Mlale.

Pelaksanaan pengabdian diawali dengan survei terlebih dahulu di Desa Mlale, Sragen. 

Pada tahap awal tersebut, mahasiswa UNDIP menyampaikan rencana kegiatan pengabdian masyarakat, kelompok sasaran dan lokasi kegiatan. 

Sosialisasi yang diberikan diawali dengan menjelaskan pentingnya ekonomi kreatif sekarang ini. Pasalnya, apabila masyarakat mendirikan usaha tanpa adanya unsur kreativitas ataupun inovasi dikhawatirkan tidak dapat bersaing dan berujung pada gulung tikar. 

Selanjutnya, mahasiswa UNDIP memberikan sosialisasi terkait manfaat ekonomi kreatif dalam menjalankan suatu usaha. 

Terakhir mahasiswa UNDIP memberikan best practice tentang pengolahan sale pisang dari daerah lain. Dalam hal ini, mahasiswa mengambil contoh Nika Sale Pisang di Desa Gubugsari, Kendal. 

Dalam best practice tersebut mahasiswa UNDIP memaparkan tentang Nika Sale Pisang, omset usaha, sampai pendistribusiannya. 

Selama proses sosialisasi, masyarakat sangat antusias dengan munculnya banyak pertanyaan terkait ekonomi kreatif dan pengolahan sale pisang. 

“Dari kegiatan ini, kami jadi mengetahui bagaimana sale pisang itu sangat mudah untuk diolah dan memerlukan modal yang tidak terlalu besar dengan omset penjualan yang cukup tinggi” ujar warga setempat.

Warga berharap diadakan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan untuk mengawal masyarakat dalam mendirikan dan mengembangkan usaha sale pisang secara mandiri. 

Dalam hal ini, pemerintah desa pada khususnya memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu mempermudah masyarakat dalam melakukan pinjaman modal dan memberikan pendampingan.