Ribuan warga berebut gunungan Gunungan Jaler dan Estri dalam puncak peringatan Sekaten dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (28/9).
- Festival Wangi Pradesa Puncaki Hari Jadi ke 701 Kota Pati, Begini Kemeriahanya
- Kirab Mapag Wulan Siyam Tradisi Sambut Ramadan di Lereng Muria
- Mangkunegara X Jadi Inspektur Upacara HUT ke 279 Kota Solo di Taman Balekambang
Baca Juga
Dalam Grebeg Maulud, dua gunungan yang menjadi lambang jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) itu disiapkan Keraton Kasunanan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Gunungan tersebut diarak dari dalam keraton menuju ke halaman masjid, oleh utusan, sentana dan abdi menuju Masjid Agung untuk didoakan oleh ulama Kraton Solo di dalam Masjid.
Dua perangkat gamelan yaitu gamelan Corobalen dan Kodok Ngorek juga mengikuti prosesi kirab bersama dua pasang gunungan yang diarak.
Usai didoakan Gunungan Jaler kemudian dibawa ke halaman Masjid Agung untuk diperebutkan warga.
Sedangkan sepasang gunungan lain diarak kembali ke Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sebelum keluarnya Gunungan menandai puncak Grebeg, ada tradisi khusus dikeluarkannya dua gamelan dari Keraton menuju Masjid Agung.
Gamelan tersebut memiliki nama Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari. Selama 7 hari gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari tersebut akan dibunyikan secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pengageng Sasana Wilopo dan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, GKR Koes Moertiyah atau Gusti Moeng sampaikan sebelum keluarnya Gunungan, gamelan yang selama 7 hari 'ditabuh' (dibunyikan) akan dikembalikan lagi ke tempat penyimpanan gamelan di dalam Kraton Solo.
"Hanya satu yang dikembalikan ke tempat penyimpanan yakni gamelan Kyai Guntur Madu. Sedangkan Kyai Guntur Sari masih berada di sana karena mau ikut grebeg ya," lanjut putri dari PB XII ini.
Ditambahkan Gusti Moeng untuk membuat dua gunungan yang dibawa saat tradisi Grebeg memerlukan persiapan sekitar dua minggu, sebelum upacara digelar. Dengan melibatkan sekitar 10 orang.
Gunungan Putri berisi antara lain rengginang yang didalamnya ada jodang berisi makanan kecil yang terbuat dari beras ketan. Seperti krasikan, jadah, wajik, intip dan masih banyak lagi.
“Sementara gunungan jaler (lanang) berisi sayuran. Seperti kacang panjang, terong, timun, cabe merah dan hijau yang besar. Isi jodangnya adalah nasi bancakan lengkap," pungkasnya.
- Ratusan Seniman Reog di Wonogiri Turun ke Alun-Alun
- Bangkitkan Kesenian Tradisional, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Kampanyekan Seni Batik Canting
- Laron, Teater Lingkar Sentil Kehidupan Beragama yang Lebih Mementingkan Pencitraan