- Kalender Bahari Nusantara Unik Dilengkapi Arah Mata Angin dan Cuaca
- Aneka Kuliner Ramaikan Parade Selera Rasa 2024 di Pamedan Mangkunegaran
- Slada, Momentum dan Wadah Apresiasi Seni Kabupaten Tegal
Baca Juga
Tradisi larung kepala kerbau dan sesajen lainnya yang diikuti ratusan kapal nelayan diperairan laut Jepara berlangsung lancar.
Kelancaran tradisi kearifan lokal ini, mementahkan rasa kekhawatiran yang sebelumnya dilontarkan aparat keamanan gabungan yang mengamankan even tahunan itu.
Dari pantauan RMOLjateng di lokasi pada Rabu (17/4), prosesi diawali dengan doa bersama di kawasan dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) TPI) Ujungbatu di Kelurahan Jobo Kuto, Kecamatan Jepara.
Sesajen berupa kepala kerbau dan ubo rampe sesajen lainnya diangkut menggunakan perahu mini yang telah dihias menarik. Selanjutnya, sesajen yang telah ditaruh dalam kapal mini ditandu menuju pantai untuk dilarung ke tengah laut.
Prosesi pelarungan sesajen dilakukan rombongan PJ Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama jajaran Forkompinda Jepara yang menaiki kapal ikan.
Kemudian rombongan pesta lomban diikuti ratusan kapal nelayan untuk memperebutkan sesaji kepala kerbau itu.
Menurut kepercayaan masyarakat Bumi Kartini, bagi warga yang bisa mendapatkan sesaji kepala kerbau, konon akan mendapatkan rejeki yang berlimpah. Tradisi ini merupakan bentuk ucapan syukur para nelayan Jepara serta diyakini sebagai penolak balak (petaka).
Terlihat nampak ribuan masyarakat antusias merebutkan kepala kerbau yang berada di kapal larung. Warga pun rela menceburkan diri ke laut untuk mendapatkan sesajen yang dilarung.
Pesta lomban ini menjadi satu kegiatan yang selalu dinanti masyarakat Jepara. Yakni digelar ketika bulan Syawal tiba atau disebut Bodho Kupat (Ketupat).
Kearifan lokal masyarakat nelayan ini, diselenggarakan pada hari H+7 Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri tiap tahunnya yang didukung Pemerintah Kabupaten Jepara.
Dalam kesempatan itu, PJ Bupati Edy Supriyanta mengatakan, kegiatan Larung sesaji juga untuk mengenang nilai sejarah dan budaya di Kabupaten Jepara.
"Mengingat sejarah bahwa kita pejabat di Kabupaten Jepara pada saat itu, pernah menuju Pulau Karimunjawa. Namun di tengah lautan dihantam ombak dan ditolong oleh Cik Lanang dan Ronggomulyo (nenek moyang), makanya kegiatan ini harus tetap dilaksanakan," ujar Edy.
Tak hanya sebagai pengingat sejarah, kata Edy, tradisi masyarakat pesisir Jepara juga sebagai ucapan terimakasih kepada Tuhan atas hasil laut yang didapatkan oleh nelayan saat melaut.
Sementara itu, Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengapresiasi atas kinerja seluruh anggota dalam rangkaian pengamanan ‘Pesta Lomban’ yang berlangsung lancar dan kondusif.
"Hal ini tidak terlepas dari kesiapan dan kesigapan 480 personel gabungan yang terdiri TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, BPBD, Basarnas dan stakeholder lainnya," ujar AKBP Wahyu saat ditemui usai kegiatan pesta lomban di Pantai Kartini Jepara.
Orang nomor satu di Polres Jepara ini juga berterima kasih kepada seluruh personel gabungan yang terlibat di dalam pengamanan ini.
Mulai dari rangkaian kegiatan pengamanan penyembelihan hewan kerbau, ziarah makam leluhur, pertunjukan wayang TPI Ujung Batu hingga pelarungan kepala kerbau ke laut.
"Terimakasih kepada seluruh personel yang terlibat dalam pengamanan, mulai dari penyembelihan hewan kerbau, ziarah makam leluhur, pertunjukan wayang TPI Ujungbatu hingga pelarungan kepala kerbau ke laut," tambahnya.
- Seni Cowongan hingga Blarak Baiduri Meriahkan Banjarnegara Culture Heritage Night Festival
- TBRS Akan Dipercantik Dengan Gedung Baru
- Promosikan Keberadaannya Lebih Luas, Museum Tosan Aji Turut Berpameran Di Surabaya