Turun ke Kampus, Pertamina International Shipping Cari Calon Pelaut Handal

M Irfan Zainul Fikri, Direktur Armada Pertamina International Shipping, berbicara dalam  acara PIS Goes to Campus di Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (27/10).
M Irfan Zainul Fikri, Direktur Armada Pertamina International Shipping, berbicara dalam acara PIS Goes to Campus di Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (27/10).

PT Pertamina International Shipping (PIS) menggelar program PIS Goes to Campus, guna mencari, merekrut calon pelaut handal, sekaligus mengintegrasikan silabus pendidikan taruna politeknik pelayaran dengan tuntutan bisnis pelayaran mutakhir.


 ‘’Melalui program PIS Goes to Campus, kami mencari dan mempersiapkan para taruna terbaik dan handal untuk mengawaki kapal-kapal tanker milik Pertamina, sekaligus mengintegrasikan silabus pendidikan taruna politeknik pelayaran dengan tuntutan bisnis pelayaran mutakhir,’’ tegas M Irfan Zainul Fikri, Direktur Armada Pertamina International Shipping, saat acara PIS Goes to Campus di Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (27/10).

Acara diikuti ratusan taruna taruni dari institusi pendidikan pelayaran yakni PIP Semarang, Politeknik Pelayaran Surabaya, Politeknik Bumi Akpelni Semarang, dan AKMI Suaka Bahari Cirebon.

Irfan mengatakan, saat ini PIS memiliki 96 kapal tanker dan kapal LPG serta mempekerjakan 1.970 orang awak kapal. Pihaknya akan menambah armada baru yang membutuhkan pelaut-pelaut muda yang terbaik dan handal, untuk menggantikan para pelaut yang akan mengawaki kapal-kapal baru seperti kapal LNG, kapal FSO, FSRU, yang lebih besar.

‘’Kami butuh tenaga-tenaga pelaut baru yang terbaik dan handal sebagai regenerasi dengan pelaut yang sudah ada. Pelaut bukan saja sebagai operator kapal, namun dapat menjawab kebutuhan bisnis pelayaran saat ini,’’ ungkap Irfan.

Irfa mengakui, saat ini terdapat gap yang cukup besar antara pelaut Indonesia dibandingkan pelaut dari Asia, seperti Filipina dan Myanmar. Pelaut kita masih kalah bersaing dengan pelaut dari kedua negara tersebut. Dalam hal skill berbahasa Inggris, kalah dari pelaut Filipina. Sedangkan dari segi keuletan dan agresifitas kalah dari pelaut Myanmar.

‘’Dengan Myanmar, pelaut kita kalah agresif. Mereka tangguh dan loyal.  Dari Filipina, kalah dalam kemampuan bahasa Inggris. Pelaut kita mudah bosan dan tidak betah, baru 6 bulan berlayar, sudah tak kerasan, ingin pulang ke Indonesia, ini yang kami ingin rombak dan perbarui,’’ tegas Irfan.

PIS, kata Irfan, juga akan mengintegrasikan tuntutan bisnis dengan sistem pendidikan di kampus. Kemampuan akademis dan skill para taruna pelayaran, silabus pendidikan,  akan diintegrasikan dengan berbagai tuntutan bisnis pelayaran saat ini. Hal yang dibenahi adalah kemampuan akademik dan integritas taruna, agar menjadi pelaut-leuat terbaik dan handal untuk mengawaki kapal-kapal milik Pertamina.

‘’Mereka akan menjadi garda terdepan Pertamina di dunia Internasional, sehingga kemampuan dan sklill serta integritasnya harus benar-benar yang terbaik dan dapat diandalkan,’’ tegasnya.

Irfan mengatakan, untuk perekrutan pelaut, pihaknya tengah merancang rumusan dan mekanisme yang pas apakah memakai sistem ikatan dinas agar tidak diambil oleh perusahaan pelayaran asing.

Dalam momen ini, PIS bersama dengan anak usahanya yakni PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) menjelaskan kepada taruna taruni terkait bisnis perusahaan dan perkembangan kondisi terkini di industri maritim baik skala nasional maupun global.

“PIS memiliki peran penting dalam distribusi energi nasional dan ketahanan energi, kami menyelenggarakan moda transportasi yang tepat dan juga aman. Bergerak di bisnis maritim dan perkapalan, tentunya kami harus mengadopsi perkembangan teknologi dan lainnya,” ujar Irfan.

Untuk mendapatkan SDM yang andal, kata Irfan, PIS berproses mendekati kampus-kampus pelayaran dan bertukar informasi kondisi terkini di industri agar silabus bisa lebih fleksibel dan memenuhi perkembangan zaman.

Irfan juga memaparkan persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi pelaut PIS, apalagi PIS kini semakin mendunia dan go global dengan banyaknya rute-rute internasional yang telah dikuasai. Saat ini setidaknya telah tercatat PIS sukses menembus 12 rute pelayaran internasional.

Direktur Pemasaran PTK Imam Bustomi juga menambahkan,  PTK mengutamakan prinsip service excellence dalam menjalankan bisnisnya. “Digitalisasi sebagai perrkembangan zaman juga tidak terhindarkan, sehingga kami terus berinovasi agar bisa ekspansi ke pasar yang lebih luas.”

Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Captain DR Antoni Arif Priadi M.Sc mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh PIS, yang menyasar ke generasi generasi muda calon pelaut-pelaut unggul Indonesia.

“Kami berharap PIS bisa menjadi perusahaan yang lebih besar dan bisa turut serta dalam meningkatkan perkembangan SDM untuk menuju Indonesia Emas 2045. Negara-negara lain telah menyiapkan SDM pelayarannya besar-besaran dengan menekankan nilai nilai seperti etika, integritas, dan juga standar global lainnya. Kami yakin jika kolaborasi ini terus dijalankan, industri pelayaran kita juga akan berkembang,” ujarnya.

Acara PIS Goes To Campus juga memberikan dukungan pendidikan untuk masing-masing institusi , baik dari PIS dan juga PTK dengan total nilai Rp 280 juta.