Dia menjelaskan, bahwa yang sebenarnya terjadi justru adalah rencana renovasi dan perluasan beberapa masjid untuk membuat bangunan aman dan sesuai untuk kegiatan keagamaan.
"Beberapa masjid dipindahkan ke lokasi baru untuk melayani kebutuhan jamaah dengan lebih baik dan mematuhi peraturan urbanisasi dan tata kota," kata Abuduwaili, seperti dikutip dari Global Times, Rabu (10/3).
Masjid Aletun dibangun 480 tahun yang lalu dan dapat menampung hingga 300 jemaah. Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk merenovasi dan melestarikan bangunan tersebut.
Pernyatan lain datang dari Asilihan Nazha'erhan, yang telah menjadi imam di sebuah masjid di Hongdun, di Kota Altay, selama 25 tahun.
Asilihan mengatakan kepada media bahwa sekitar 100 jamaah datang ke masjid setiap hari, 200 atau lebih pada hari Jumat dan lebih banyak lagi datang selama peringatan keagamaan. Pasangan lokal juga biasanya datang ke masjid untuk melakukan upacara nikkah (pernikahan) setelah mendapatkan akta nikah dari pemerintah.
"Kegiatan keagamaan reguler dilindungi, dan adat istiadat Muslim dihormati sepenuhnya," kata Asilihan.
Ulama setempat juga menampik kabar yang mengatakan bahwa pemerintah menahan jamaah yang tidak terdaftar. Dalam keterangannya, mereka mengklarifikasi bahwa mereka yang ditahan bukanlah Muslim, tetapi penjahat yang menyebarkan ekstremisme dan terlibat dalam kegiatan separatis dan kekerasan teroris atas nama Islam.
"Para ekstremis ini dengan ceroboh mendistorsi ajaran dan aturan Islam, menyangkal semua ide sekuler dan pencapaian peradaban modern, menganjurkan untuk pergi ke surga melalui jihad dan kesyahidan, dan menganiaya 'bidah' ​​dan 'pengkhianat'," kata Lutipula Abudureyimu, imam Masjid Tuofuqia di Kotapraja Yiliqi, Kota Hotan.
Lutipula mencatat banyak tokoh Islam yang sangat dihormati, seperti Aronghan Aji, Maulvi Younus sidik, Juma Tayi'er, dibunuh secara brutal oleh ekstremis. Mereka tidak hanya membawa bencana bagi warga Xinjiang dari semua kelompok etnis, tetapi juga merusak citra Muslim dan Islam.
"China adalah negara hukum. Perbuatan ilegal akan ditindak dan memegang panji kegiatan keagamaan tidak akan membuat mereka terkecuali," kata Lutipula, memuji bahwa wilayah tersebut telah bebas dari serangan teroris selama lebih dari empat tahun dan semua penduduk merasa aman.
Ulama Muslim itu juga membantah klaim yang menyatakan bahwa kebebasan beragama ditekan di Xinjiang dan puasa dilarang.
Maimaitiyiming Maimaitirouzi, hajib Masjid Akeya Baru desa Kezile'agen, di kotapraja Bayinkuluti, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, mengatakan kondisi tempat untuk kegiatan keagamaan terus ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir.
Dia mengatakan, para jamaah di desanya melakukan aktivitas keagamaan normal di masjid dan di rumah mereka sendiri sesuai dengan keinginan mereka sendiri, tanpa gangguan atau batasan apa pun.
Kebenaran tidak bisa berubah menjadi kebohongan dan sebaliknya,†kata Maimaitiyiming, mengkritik beberapa media luar negeri yang hanya sibuk dengan fitnah dan menyebarkan rumor serta mengobarkan permusuhan sepanjang hari.
"Kami dapat melihat dengan jelas rencana mereka untuk mengganggu Xinjiang," katanya.
Taxitiemu'er Kade'er, yang telah mengabdi selama 12 tahun sebagai imam Masjid Damai, di distrik Shayibake, di ibu kota Xinjiang, Urumqi, membantah rumor yang disebarkan oleh beberapa media Barat tentang larangan puasa umat Islam.
"Di Xinjiang, puasa dan Idul Fitri adalah aktivitas keagamaan normal umat Islam dari semua kelompok etnis, yang dilakukan sepenuhnya sesuai dengan tradisi mereka, dilindungi oleh hukum dan tanpa campur tangan," kata Taxitiemu'er pada konferensi pers.
Ibu dan istri saya berpuasa setiap tahun selama Ramadhan, dan istri saya menyiapkan makanan puasa untuk kami setiap hari,†ujarnya.
Taxitiemu'er mengenang bahwa selama Ramadhan tahun 2020, pemerintah secara khusus mengatur tenaga medis untuk memberikan layanan kesehatan dan materi pencegahan epidemi Covid-19 untuk masjid saat umat Islam menggelar kegiatan keagamaan.
"Beberapa media Barat mengatakan bahwa Xinjiang melarang puasa umat Islam adalah 'fitnah dan fitnah'," kata Taxitiemu'er.
"Tindakan jahat yang mengobarkan permusuhan sangat luar biasa tercela," ujarnya.
**