Unik, BI Tegal Pakai Wayang Golek untuk Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah

Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah melalui pagelaran wayang golek di Kabupaten Tegal, Minggu (21/7) malam. 
Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah melalui pagelaran wayang golek di Kabupaten Tegal, Minggu (21/7) malam. 

Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Tegal, bekerja sama dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah. 


Acara yang digelar di Kantor KUD Karya Mina ini memanfaatkan pagelaran wayang kulit dan golek sebagai media sosialisasi, bertepatan dengan tradisi Sedekah Laut Kota Tegal.

Wayang kulit dan wayang golek dipilih karena masih menjadi hiburan yang digandrungi masyarakat Kota Tegal. Selain sebagai bentuk hiburan, pagelaran ini diharapkan bisa menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting terkait Rupiah. 

"Wayang kulit dan golek masih sangat efektif sebagai sarana sosialisasi. Kami berharap pesan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah dapat tersampaikan dengan baik," ujar Rusdi, dalang yang memimpin pagelaran dengan lakon Pandu Swarga, Minggu (21/7) malam.

Salah satu poin penting dalam sosialisasi ini adalah bagaimana kita bisa mencintai Rupiah dengan mengenali karakteristik dan desainnya. Ini termasuk memahami cara merawat uang kertas dan menjaga dari kejahatan uang palsu. 

"Cinta Rupiah diwujudkan dengan mengenali karakteristik Rupiah dan merawatnya dengan baik," ungkap Ahmad Afandi, Administrator Perkasan UIPUR BI Tegal.

Bangga Rupiah, lanjut Ahmad Afandi, adalah bagaimana masyarakat memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Rupiah bukan sekadar alat tukar, tetapi juga simbol kedaulatan kita. Dengan bangga menggunakan Rupiah, kita turut menjaga kedaulatan negara," tegasnya.

Paham Rupiah mencakup pemahaman tentang peran Rupiah dalam transaksi sehari-hari, berbelanja, dan berhemat untuk menjaga stabilitas ekonomi bangsa. 

"Dengan memahami peran Rupiah, kita bisa lebih bijak dalam membelanjakan uang dan menjaga stabilitas ekonomi," kata Ahmad Afandi.

Sosialisasi melalui wayang kulit dan golek ini diharapkan tidak hanya memelihara kesenian tradisional, tetapi juga meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep CBP Rupiah. 

"Kami berharap masyarakat semakin paham pentingnya menjaga dan merawat Rupiah serta waspada terhadap peredaran uang palsu," ujar Ahmad Afandi.

Bank Indonesia Tegal juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dalam mengenali keaslian uang Rupiah guna menjaga dari kejahatan peredaran uang palsu. 

"Kami ingin masyarakat lebih teliti dalam mengenali uang Rupiah yang asli, sehingga bisa terhindar dari kerugian akibat uang palsu," tambah Ahmad Afandi.

Edukasi CBP Rupiah dapat dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi, salah satunya melalui pagelaran wayang kulit dan golek. 

"Kami percaya, dengan menggunakan media yang dekat dengan masyarakat seperti wayang, pesan CBP Rupiah dapat tersampaikan dengan lebih baik," kata Ahmad Afandi.