Usulkan 160 ribu Vaksin LSD, Pemkab Grobogan Dapatkan 400 Dosis

Usulan vaksinasi untuk penyakit Lumpin Skin Disease (LSD) di Grobogan sebanyak 160 ribu dosis, namun realisasinya hanya mendapatkan 400 dosis saja. 


Jumlah itu tak sebanding dengan jumlah ternak di Grobogan yang mencapai sekitar 300 ribu ternak sapi. 

Kepala Disnakan Grobogan Riyanto mengatakan, untuk saat ini kasus LSD telah merebak di 18 kecamatan dari 19 kecamatan yang ada. Artinya haya satu kecamatan saja yang belum terpapar. 

"Total kasus saat ini 1673. Kasus aktif 1641. Ada 21 yang sembuh. Sementara kasus ternak meninggal ada 11 kasus," ujarnya. 

Dari 18 kecamatan itu, tiga kecamatan dengan kasus tertinggi mulai dari Kecamatan Geyer mencapai 389. Pulokulon sebanyak 387. 

Kemudian Toroh 362. Sementara satu kecamatan yang masih zona hijau yakni Kecamatan Klambu. 

Salah satu Desa di Kecamatan Geyer dengan kematian sapi terbanyak akibat LSD yakni Desa Jambangan. Data dari pemerintah desa bahkan menyebut data kematian jauh lebih besar dari data dinas. 

Kepala Desa Jambangan Karyadi, menyebut dalam lima hari terakhir sapi yang mati bertambah 10 ekor. 

Saat ini,  ada 33 ekor sapi yang mati akibat terjangkit LSD. Dari jumlah sebelumnya yang hanya 23. 

Menurutnya, saat ini ada sekitar 1.000 ekor sapi yang masih terjangkit LSD dan masih dalam masa perawatan. 

Sementara jika dibandingkan dengan data dinas, yang tercatat secara keseluruhan hanya 1.200,an. Artinya banyak kasus LSD yang tak tercatat. 

Persoalan pertama karena warga kebingungan harus melaporkan kemana. Kedua kurangnya langkah jemput bola, sehingga banyak kasus tak tercatat. 

"Warga sudah berinisiatif memanggil dokter hewan terdekat. Selain itu juga membeli obat. Saat ini warga merasa was-was karena LSD semakin merajalela dan mematikan banyak sapi," tuturnya.