Sore mulai menjelang, Jumat (12/7). Bendungan Plered Banjirkanal Barat Semarang mulai didatangi puluhan anak remaja. Mereka umumnya berkendara motor, datang ke Bendungan Plered bersama-sama, dengan satu tujuan, bermain plosotan di Bendungan yang juga disebut dengan Bendungan Simongan itu.
Ya, Bendungan yang merupakan peninggalan Kolonial Belanda merupakan ikon Sungai Banjirkanal Barat Semarang, beberapa waktu terakhir ini, ramai dikunjungi anak-anak remaja.
Nyaris setiap sore puluhan anak remaja dari berbagai wilayah di Kota Semarang banyak mendatangi tempat tersebut.
Mereka meski bukan anak-anak lagi, justru mayoritas remaja berusia belasan dan duapuluh tahunan, ingin adu nyali meluncur dari atas menuju ke bawah plosotan Plered.
Fenomena ini muncul setelah ada warga yang mengunggah aksi plosotan tersebut ke media sosial tiktok, dan menjadi viral.
"Sejak viral di medsos, langsung ramai hampir setiap sore banyak anak remaja berdatangan untuk bermain plosotan. Mereka malah bukan anak-anak seputaran sini. Tapi banyak yang datang dari Sampangan, Bergota, Kintelan, Lempongsari, dan lainnya," kata Ibrahim, warga Ngemplak Simongan, yang tak jauh dari kawasan Bendungan Plered.
Ini menciptakan pemandangan baru di kawasan Bendungan yang memisahkan Kelurahan Ngemplak Simongan Semarang Barat di sebelah barat sungai, dengan Kelurahan Bendungan Semarang Selatan di sebelah timur sungai.
Anak-anak tersebut seperti mendapat hiburan menyenangkan di liburan sekolah ini.
Dari pantauan RMOLjateng.id, aktivitas plosotan anak-anak remaja ini menjadi magnet bagi warga lain untuk turut berdatangan.
Banyak orangtua ataupun pasangan muda-mudi duduk-duduk menikmati suasana sore di pinggir bendungan, sambil menonton aksi plosotan.
Keramaian warga inipun mendatangkan lahan rezeki bagi warga yang tinggal di dekat bendungan Plered. Mereka membuka parkir tiban.
"Seperti menjadi tempat wisata dadakan. Parkirnya ramai pol pak. Yang markiri warga di dekat bendungan sini," kata Hartono, warga setempat.
Aktivitas anak-anak bermain plosotan di Bendungan Plered, sejatinya telah ada pada masa puluhan tahun silam.
Dari informasi yang dihimpun RMOLjateng.id, pada era tahun 70an, 80an hingga 90an, sudah menjadi hal biasa bagi anak-anak sekitar Plered pada masa itu, untuk bermain plosotan setiap sore hari. Kala itu, bukan hanya bermain plosotan, namun Plered juga menjadi pusat aktivitas penting bagi warga sekitar untuk mandi, mencuci pakaian, bahkan buang air besar.
Di sisi lain, seputaran bendungan baik sisi atas maupun bawah, menjadi surga bagi ikan dan udang, sehingga banyak juga warga melakukan aktivitas mencari ikan, baik dengan cara memancing maupun menjala atau memasang jaring.
Seiring perkembangan zaman, aktivitas warga mandi, cuci dan buang air besar mulai terkikis oleh kesadaran kesehatan lingkungan. Sudah mulai banyak warga sekitar memiliki kamar mandi dan kakus sendiri, jaringan air bersih PDAM, hingga modernitas teknologi yang membuat anak-anak memiliki hiburan gadget, sehingga tidak ada lagi anak-anak bermain plosotan di kali Plered. Pun sudah hilang pemandangan orang mencuci pakaian dan buang air besar di bendungan Plered.
Kini, di era teknologi modern media sosial, aktivitas plosotan menjadi populer setelah viral. Seakan membangunkan memori pada masa silam, Plered kembali menjadi tempat bermain bagi anak-anak remaja.
Hanya saja, mereka tetap harus berhati-hati dan waspada untuk tetap berada di areal plosotan. Sebab di bagian atas dan bawah Plered merupakan bagian sungai yang dalam, sehingga berbahaya.
Terlebih, sebagaimana namanya, Sungai Banjirkanal Barat merupakan kanal banjir. Apabila hujan deras di wilayah selatan Kota Semarang yang merupakan perbukitan, dan hujan di kawasan Ungaran, maka arus sungai yang awalnya tenang, seketika menjadi garang oleh derasnya air banjir.
"Ini yang harus diwaspadai oleh anak-anak yang bermain disitu. Jangan terlena, namun tetap memperhatikan faktor cuaca. Apabila hujan di selatan, maka arus di Plered bisa seketika berubah menjadi deras," kata Arif warga setempat.
- Ricuh, Penertiban Wisata Dadakan Bendungan Pleret, Ada Oknum Provokator
- Awas, Terlalu Asyik Main di Bendung Pleret Bisa Dipenjara 9 Bulan