Virus Covid-19 Varian India Di China Menyebar Saat Makan Bersama

Wabah vius corona terbaru di Guangzhou memiliki karakteristik yang lebih menonjol dibandingkan dengan yang sebelumnya.


Wabah vius corona terbaru di Guangzhou memiliki karakteristik yang lebih menonjol dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Variannya sangat menular dan tingkat penularannya sangat tinggi, menurut otoritas setempat.

Wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou, Zhang Zhoubin menyebut, virus varian terbaru ini, yang diduga adalah varian dari India, dapat menyebar melalui kontak singkat dan tidak langsung.

"Virus dapat menyebar di antara orang-orang saat sedang makan bersama," kata Zhoubin, Ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, Wang Guangfa, percaya bahwa Guangzhou harus melakukan tindakan segera untuk mencegah penyebaran varian dari India ini.

Media China diramaikan dengan penemuan 26 pasien Covid-19 varian India pada Minggu (30/5). Mendorong pemerintah setempat bergerak lebih cepat dan berpacu melawan strain virus yang bermutasi dari India ini agar penyebarannya tidak semakin meluas.

Wang mengatakan bahwa epidemi di Guangzhou mengungkap beberapa kesulitan atau celah tersembunyi dalam hal orang atau barang yang diimpor, karena tidak ada sumber infeksi yang jelas terungkap dalam kasus-kasus berkerumun di Guangzhou.

Wang mengingatkan Guangzhou untuk bertindak lebih cepat, lebih waspada dan mencurahkan lebih banyak upaya untuk melacak sumber infeksi untuk menghindari penularan komunitas lebih lanjut dan menutup celah yang tidak terduga dalam menangani kasus impor.

"Penyebaran penyakit dan waktu penularan antargenerasi yang cepat, menandakan ancamanpenyebaran virus varian ini begitu cepat, besar yang ditimbulkan oleh virus yang bermutasi dari India ke Guangdong," kata Guangzhou memiliki salah satu bandara tersibuk di dunia.

Setiap harinya, Guangzhou mencatat 90 persen kedatangan internasional yang masuk ke daratan China itu, menjadikannya garis depan dalam menghadapi tekanan penyebaran virus yang diimpor. Pada tahun 2020, Bandara Internasional Baiyun Guangzhou menangani 43,77 juta perjalanan penumpang.

Zhang Yuexin, ahli medis yang berspesialisasi dalam anti pencegahan dan pengendalian epidemi, mengatakan, penyebaran dan penularan virus ini begitu cepat, menandakan munculnya ancaman besar.

"Meningkatkan kebijakan anti-epidemi China saat ini hanya untuk mencegah strain virus yang bermutasi tidaklah bijaksana dan dapat menimbulkan hambatan bagi komunikasi ekonomi normal ketika sumber infeksi sebenarnya dalam gelombang ini belum diidentifikasi,†kata para ahli.

Dua distrik tetangga Liwan Yuexiu dan Zhuhai, dengan populasi masing-masing 1,2 juta dan 1,7 juta, memulai pengujian asam nukleat massal pada hari Minggu. Menurut pengumuman resmi, pengujian tersebut dijadwalkan akan berlangsung hingga Selasa (1/6).