Virus corona varian Delta yang lebih menular semakin meresahkan dan mengganggu rencana penanganan pandemi dunia. Situasi juga diperburuk dengan negara-negara kaya yang mulai mengabaikan dukungan program Covid-19.
- Risiko Penularan Virus Corona Tidak Terhindarkan Di Olimpiade Tokyo
- DPR Didorong Segera Tuntaskan RUU Pekerjaan Sosial
- Sudirman Said Caleg DPR RI Dari Partai Prabowo
Baca Juga
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan membutuhkan 11,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 164 triliun (Rp 14.300/dolar AS) untuk menangani pandemi Covid-19 di negara-negara miskin, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Sebuah dokumen yang dikutip Reuters pada Rabu (4/8) menyebut, sebagian besar dana dibutuhkan untuk membeli alat tes Covid-19, oksigen, dan masker. Sementara seperempatnya untuk membeli ratusan juta dosis vaksin Covid-19.
Dokumen yang kemungkinan akan dirilis pada pekan depan itu mengurai kebutuhkan finansial program Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) yang dipimpin WHO. Program yang didirikan pada awal pandemi itu masih sangat kekurangan dana.
Program tersebut sebelumnya sudah memotong hampir 5 miliar dolar AS kebutuhannya, sehingga menjadi 16,8 miliar dolar AS.
Sejauh ini, ACT-A masih kekurangan 7,7 miliar dolar AS. Namun butuh 3,8 miliar dolar AS tambahan untuk membeli 760 juta dosis vaksin Covid-19, sehingga totalnya menjadi 11,5 miliar.
"Opsi untuk membeli (vaksin) perlu dilakukan dalam beberapa bulan mendatang atau dosis vaksin akan hilang," ujar ACT-A dalam dokumen tersebut.
Kurangnya dana penanganan Covid-19 memicu kekhawatiran terkait keberlanjutan program tersebut. Permohonan dana dari ACT-A saat ini sedang berlangsung dengan Prancis, Jerman, dan Kanada.
- Risiko Penularan Virus Corona Tidak Terhindarkan Di Olimpiade Tokyo
- DPR Didorong Segera Tuntaskan RUU Pekerjaan Sosial
- Sudirman Said Caleg DPR RI Dari Partai Prabowo