Walikota Dorong Rumah Sakit Di Kota Semarang Miliki Ruang Khusus Penanganan Kanker

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu Saat Menghadiri Pelatihan Penanganan Dan Perawatan Paliatif Bagi Penderita Kanker Di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jumat (26/1/2024). Foto: RMOLJateng
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu Saat Menghadiri Pelatihan Penanganan Dan Perawatan Paliatif Bagi Penderita Kanker Di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jumat (26/1/2024). Foto: RMOLJateng

Walikota Dorong Rumah Sakit di Kota Semarang Miliki Ruang Khusus Penanganan Kanker

SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong kepada seluruh rumah sakit di Ibu Kota Jawa Tengah agar memiliki ruangan khusus untuk penanganan penyakit kanker. 

Hal itu disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat kegiatan pelatihan penanganan dan perawatan paliatif bagi penderita kanker oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang pada Jumat (26/1/2024). 

Mbak Ita mengajak kepada rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang prima kepada penderita kanker."

Hal ini penting mengingat penderita kanker sangat membutuhkan penanganan yang maksimal" kata Mbak Ita

Apalagi dalam penanganan kanker di Kota Semarang masih terpusat di RSUP dr. Kariadi. Meski demikian, rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) berencana juga bakal membangun ruangan khusus untuk penanganan pasien kanker. 

“Kalau di RS dr. Kariadi sudah ada khusus ruangan onkologi, ruangan khusus untuk kanker, dan sekarang ini kan RSUD Wongsonegoro (RSWN) dari Pemda tahun ini membangun untuk ruangan kanker, karena pengobatan kanker harus rutin,” ujarnya. 

“Jadi mereka (pasien-red) kan harus ada di situ, sehingga memang kami mendorong untuk rumah sakit mempunyai ruangan khusus untuk pasien kanker. Tidak harus besar-besar, di RS dr. Kariadi sudah besar, dan sudah ada yang menangani dokter yang sudah komplet. Kita sekarang mendorong untuk punya pelayanan, sehingga penderita tidak menumpuk di suatu rumah sakit. Tentu kita tidak berharap banyak yang sakit, tetapi ini menjadi suatu pencegahan karena menurut saya proteksi paling penting,” lanjutnya. 

Lebih lanjut, Mbak Ita mengingatkan kepada masyarakat untuk bisa mengatur pola hidup agar menjadi lebih sehat. Selain itu ia juga meminta agar masyarakat untuk berhati-hati dalam menentukan makanan terutama makanan dari luar. 

Meski demikian, pihaknya melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan telah menerjunkan mobil laboratorium keamanan pangan untuk pengawasan makanan di Kota Semarang. 

“Terkait pengawasan makanan formalin, dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) sudah ada. Dinas Ketahanan Pangan juga sudah punya mobil untuk lab, jadi tidak tergantung dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi kita bisa melakukan secara rutin di pasar, di sekolah utamanya. Kantin sekolah banyak sekali, sehingga dari dinas bisa bergilir ke sekolah dan pasar-pasar,” paparnya.