Wanita Diduga Korban Perkosaan di Bandungan Minta Kejelasan Penanganan Kasusnya

Seorang wanita warga Kabupaten Semarang yang diduga menjadi korban pemerkosaan di sebuah vila di kawasan Bandungan meminta kepolisian menindaklanjuti laporannya.


Wanita berinisial D (31) tersebut mengungkapkan peristiwa yang dialaminya itu di tampil ke publik. Mendatangi kantor Bandungan Crisis Centre (BBC) di Jalan Sukorini No.16, Bandungan, Kabupaten Semarang.

"Saya diperkosa secara bergiliran di salah satu vila yang berada di komplek vila mewah Indah Permata, Jalan Gintungan Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang," ucapnya, dengan suara terisak. 

Diceritakan korban, peristiwa itu berawal 22 Juli 2021 sekira jam 20.00 WIB. Korban dihubungi melalui telepon seluler oleh teman dekatnya waktu SMP berinisial YK (32) warga Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 

YK meminta D datang ke Bandungan dengan alasan ingin bertemu karena ada sesuatu yang penting untuk disampaikan. Namun, ada hal aneh, YK minta Dahlia datang seorang diri. 

"Saya waktu itu masih di Semarang. Lalu saya ditelepon YK untuk datang ke Bandungan, saya menyanggupinya dan datang ke komplek vila sesuai yang diarahkan oleh YK," kata wanita yang bekerja sebagai marketing keuangan di sebuah bank itu.

Tanpa ada rasa curiga karena YK dianggap rekan yang sudah lama ia kenal, korban mengendarai mobil sendirian sepulang kerja di Kota Semarang menuju kawasan wisata Bandungan, Kabupaten Semarang. Tepatnya, komplek villa mewah Indah Permata. 

"Sampai di vila, ada YK juga temannya yang kerja sebagai security berinisial GM (20) warga Ambarawa, Kabupaten Semarang dan ED (30) warga Bandungan, Kabupaten Semarang. Saya ingat betul waktu itu," terangnya 

Di kawasan Hollywood Bandungan, D terkejut karena langsung melihat YK dan temannya tengah pesta minum beralkohol di lokasi area pos satpam. 

YK mendesak D untuk ikut minum minuman beralkohol jenis 'congyang'. 

"Saya menolak mentah-mentah. Kalau dari awal saya tahu kalau cuma untuk hal tak berguna gitu, pasti saya tolak mentah-mentah," tegasnya. 

Saat penolakan itulah, sikap YK kasar. D merasa takut karena seorang diri di pos satpam.

D ingat betul, YK mencekokinya dengan beberapa sloki 'congyang'. Tak kuat lagi hingga sempoyongan.

D tidak sadarkan diri, keesokan harinya ia mendapatkan tubuhnya tak sehelai benang pun. 

Sosok pertama yang dilihat D ketika sadar, GM tertidur pulas di samping tubuhnya. 

"Saya sempat tanya kenapa saya telanjang tapi tidak dijawab. Saya tanya juga keberadan YK dan ED tidak dijawab. Saya lihat ada cairan sperma, saya syok, Pak," ungkapnya.

Korban kemudian mencari temannya, YK ke pos satpam, tapi tidak ada seorangpun di sana. Akhirnya korban pulang menggunakan mobilnya. 

Keesokan harinya tanggal 23 Juli 2021, korban melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Semarang. 

"Saya sudah melaporkan ke Polres Semarang, oleh penyidik waktu itu, saya disuruh visum dan saya visum di rumah sakit. Namun hingga satu bulan berjalan tidak menunjukkan laporan saya berjalan," imbuhnya.