Warga China Meninggal Sepekan Setelah Terinfeksi Flu Burung H5N6

Baru baru ini seorang warga China selatan dilaporkan telah meninggal dunia setelah terinfeksi flu burung H5N6.


Dikonfirmasi pejabat kesehatan Hongkong,  warga tersebut adalah seorang perempuan berusia 26 tahun, yang tinggal di Guilin di Guangxi, sebuah kota di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di daratan China, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Perempuan itu diduga telah melakukan kontak dengan unggas lokal hidup sebelum timbulnya gejala.

AFP melaporkan pada Jumat (30/9), perempuan itu mengalami gejala pada 14 Agustus dan dirujuk untuk melakukan perawatan pada 19 Agustus dan sejak itu meninggal.

Sementara tiga kasus lain dilaporkan awal bulan ini serta tidak ada pernyataan langsung dari pejabat setempat mengenai kematian tersebut. Tidak jelas mengapa kasus itu tidak dilaporkan ke publik hingga Rabu.

Hanya 46 kasus flu burung H5N6 pada manusia yang telah dikonfirmasi sejak kasus pertama pada tahun 2014, tetapi hampir seperempat dari kasus tersebut telah dilaporkan selama tiga bulan terakhir.

Flu burung H5N6 diketahui menyebabkan penyakit parah pada manusia dari segala usia dan telah membunuh lebih dari setengah dari mereka yang terinfeksi, menurut WHO. Tidak ada kasus penularan dari manusia ke manusia yang dikonfirmasi.

Ini adalah infeksi virus yang dapat menginfeksi tidak hanya burung, tetapi juga manusia dan hewan lainnya. Sebagian besar bentuk virus terbatas pada burung. H5N1 adalah bentuk flu burung yang paling umum.

"Walaupun virus flu burung yang baru-baru ini diidentifikasi tidak mudah menular dari orang ke orang, peredaran virus ini pada unggas mengkhawatirkan, karena virus ini menyebabkan penyakit parah pada manusia dan berpotensi bermutasi menjadi lebih menular antar manusia," kata WHO di situsnya.

“Oleh karena itu, Program Darurat Kesehatan WHO memantau kasus flu burung pada manusia secara berkelanjutan," lanjutnya.