Warga Tambakrejo "Boyongan" Ke Rumah Deret

Warga Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara, mengadakan acara "Boyongan" atau pindah rumah. Warga terdampak normalisasi Banjir Kanal Timur, kini sudah bisa bernafas lega karena bisa pindah ke rumah deret yang disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.


Warga Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara, mengadakan acara "Boyongan" atau pindah rumah. Warga terdampak normalisasi Banjir Kanal Timur, kini sudah bisa bernafas lega karena bisa pindah ke rumah deret yang disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Sebanyak 97 Kepala Keluarga mengadakanacara pindahrumah dengan adat istiadat jawa, Sabtu (13/2) sore.

Dari bedeng yang sebelumnya menjadi hunian sementara mereka saat Rumah Deret sedang di bangun sejak Juli 2020 lalu, warga berjalan menuju kerumahbaru mereka dengan arak-arakan yang diiringitabuhan rebana.

Masing-masing dari warga membawa beberapa peralatan seperti sapu lidi yang disapukansepanjang jalan menuju rumah baru yang memiliki filosofi agar perjalan menuju rumah yang baru lancar tanpa halangan.

Selain itu ada juga yang membawa sentir lampu teplok yang sudah menyala sebagai simbol penerangan didalam rumah, dan kendi yang menyimbolkan agar suasana di dalam rumah adem dan sejuk.

"Ini adalah simbol kebahagiaan kami karena perjuangan kami sudah menghasilkan apa yang kamiinginkan, tapi kami akan terus berjuang untuk kesejahteraan yang lain termasuk kelengkapan dari fasum dan fasos," ungkap Rohmadi, Ketua RT 6RW 16, saat ditemui usai acara Boyongan, Sabtu (13/2).

Rohmadi berulang kali menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya pada Pemerintah Kota Semarang, khususnya Walikota Semarang, Hendrar Prihadi karena telah mewujudkan hunian bagi warga kampung nelayan Tambakrejo.

Meski ada beberapa fasilitas umum yang belum lengkap, namun warga merasa sangat bahagia. Terlebih dalam satu tahun pertama, warga bisa tinggal secara cuma-cuma tanpa harus membayar sewa.

"Kami sangat berterima kasih kepada Pemkot Semarang khususnya Wali Kota Semarang, Pak Hendi, DPU dan Disperkim. Hampir semuanya sudah terisi ada 97 kk, tapi khusus yang menghadap kebarat masih belum semuanya terisi karena akses jalan belum ada, kami mohon dari Pemkot bisa segera merealisasikan jalan yang menuju ke makam karena itu adalah akses satu-satunya warga kami yang menghadap ke barat," pintanya.

Kurang lebih ada 24 rumah menghadap ke barat yang hingga kini akses jalannya belum siap. Namun begitu hanya tinggal 10 rumah saja yang penghuninya belum bsia masuk karena sulit untuk menuju kesana, akibat masih ada genangan didepan rumah karena jalan belum di tinggikan.

Terkait beberapa fasilitas umum (fasum) seperti musolla, TPQ dan jalan paving, Rohmadi juga berharap pemerintah bisa segera mewujudkannya. Namun untuk listrik dan air, diakuinya sudah bisa beroperasi dan digunakan oleh warga.

"Fasum yang belum ada musolla, TPQ, Taman, sebagian jalan ada yang belum di paving, pohon buah, sedangkan listrik dan air alhamdulilah sangat mudah sekali," jelasnya.

Terkait banjir yang terjadi beberapa hari lalu, Rohmadi mengaku kawasan rumah deret sama sekali tidak terkena genangan air.

"Banjir kemarin alhamdulilah tidak berpengaruh sama sekali disini dan itu membuat kami lebih bahagia karena dulu biasanya kalau banjir biasanya sampai sedada. Alhamdulilah saat ini sungainya lebar dan tempat yang kami tempati ini tinggi, sama sekali tidak terdampak," pungkasnya. [jie]