Pemkot Semarang Bersama UNESCO Hadirkan Festival Kreatif Inklusif

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerjasama dengan UNESCO Jakarta menyelenggarakan Festival Kreatif Inklusif di Jalan Kepodang, Kawasan Kota Lama Semarang.


Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan, dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Sedunia diadakan untuk memperlihatkan bakat serta kreativitas anak-anak muda untuk membuat dunia lebih inklusif.

"Ini mungkin menjadi yang pertama kali di Indonesia, festival kreativitas anak-anak inklusi sebegini meriahnya. Hari ini kita memanjakan teman-teman semuanya," kata Ita, sapaan akrabnya, usai membuka Festival Kreatif Inklusif bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Minggu (11/12).

Dalam festival ini banyak ditampilkan pertunjukkan seni, peragaan busana hingga pameran produk kreatif. Berbagai komunitas dan asosiasi penyandang disabilitas juga turut hadir memeriahkan acara festival dengan turut serta tampil menunjukkan berbagai kreativitas dan karya seni.

Pemkot Semarang, kata Ita, juga sekaligus meluncurkan pameran khusus karya kaum difabel di Galeri Kreatif Semarang sekaligus meluncurkan Ambulans Hebat yang dikhususkan bagi pasien penyandang disabilitas.

"Hari ini kami luncurkan juga ambulans hebat yang khusus untuk pasien disabilitas di Kota Semarang," ucapnya.

Direktur dan Kepala Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari mengatakan, Kita Muda Kreatif diciptakan untuk menyamakan kedudukan masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya dunia. Sedangkan, tujuan wisata populer di Indonesia sehingga mereka juga mampu melestarikan pengembangan budaya lokal serta mendapatkan keuntungan ekonomi dari kegiatan pariwisata di daerah tersebut.

"Penyandang Disabilitas merupakan bagian terpadu dari masyarakat ini. Potensi mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal sangat besar dan sama pentingnya. Kami berharap Pemerintah Indonesia akan terus melihat semua anak muda ini sebagai aset negara," ujar Puni.

Sementara itu, Kepala Unit Budaya, UNESCO Jakarta, Moe Chiba menyampaikan, pentingnya kepedulian terhadap alam meski dunia usaha terus berkembang seiring kemajuan jaman.

"Bisnis di abad ke-21 tidak boleh mengabaikan aspek kelestarian lingkungan dan inklusi sosial. Program Kita Muda Kreatif telah menantang para wirausahawan muda untuk berpikir lebih dari hanya sekadar menghasilkan pendapatan saja tetapi juga bagaimana pekerjaan mereka dapat berkontribusi pada berbagai tujuan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan," jelas Moe.

Sementara itu ada dua peserta festival yakni Puput (Rizqy Puput Isnaini) dan Zul (Ahmad Zulfikar Fauzi) yang hadir membawa serta karya mereka. Keduanya adalah desainer grafis muda dan pemilik merek usaha "Artshine" dan "Zulfikar Artem". Kelainan otot (Muscular Dystrophy) yang mereka alami sejak lahir tidak menghalangi mereka berdua untuk menghasilkan karya.

Dalam pertunjukan kali ini, Puput menggandeng Risa Maharani Basic dari Semarang dan Silly dari Yogyakarta untuk membuat koleksi busana baru. Sementara Puput dan Zul juga bekerja sama mengadakan workshop melukis selama Festival berlangsung.

Kolaborasi ini mendapat dukungan dari program Kita Muda Kreatif UNESCO-Citi Foundation yang membimbing wirausaha kreatif muda sejak tahun 2017. 

"Mendapatkan akses kolaborasi adalah hal yang paling kami butuhkan untuk bisnis kami," ungkap Zul.