Dinas Sosial membuat program Jumat Berkah tanpa menggunakan APBD sepeserpun dan semuanya ditanggung secara swadaya untuk membeli sembako yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu di Kota Semarang.
- Ketua DPRD Kota Semarang Minta Pengusaha Segera Bayarkan THR Pegawai
- Jasa Raharja Kembali Bantu Sembako Dan Pohon Penghijauan Untuk Kota Semarang
- Puluhan Nelayan Gempol Sewu Ikuti Upacara Bendera Di Atas Kapal
Baca Juga
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan program Jumat Berkah ini menjadi salah satu upaya Pemkot Semarang dalam mengentaskan kemiskinan.
Ia menyampaikan jika Jumat Berkah ini awalnya dilakukan dengan membagikan makanan kepada yang kurang mampu dengan menggunakan dana APBD, namun kali ini pembagian sembako dilakukan tanpa menggunakan dana APBD.
Hendi, sapaan akrabnya, mengatakan saat ini masih ada anggaran pembelian 7.000 nasi bungkus yang menggunakan dana APBD yang dilakukan untuk program Jumat Berkah.
Pembagian nasi bungkus ini juga untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan makan. Selain itu, program ini juga membantu UMKM yang bergerak di bidang kuliner.
Namun saat ini, pihaknya meminta Dinas Sosial untuk mengurangi porsi APBD dalam program Jumat Berkah, dan anggaran didapatkan dari partisipasi dan swadaya dari masyarakat.
"Konsepnya gotong royong bergerak bersama. Untuk yang dibagikan di Masjid Al Khusuf ini bagian pola untuk menarik kawan-kawan yang punya rezeki lebih, dikoordinir dinsos. Dibelikan sayur mayur, beras, indomie, telor, dibagikan ke warga sekitar," kata Hendi, saat meninjau program Jumat Berkah di Masjid Al Khusuf Balai Kota Semarang, Jumat (12/8).
Program Jumat Berkah ini diharapkannya bisa dijalankan hingga tingkat Kecamatan dan Kelurahan namun tanpa menggunakan APBD.
Sehingga diharapkan partisipasi masyarakat bisa meningkat seiring diadakannya Jumat Berkah setiap minggunya.
"Saya sudah sampaikan ke camat lurah untuk bisa meneruskan program Jumat Berkah dengan kekuatan gotong royong dan solidaritas masyarakat setempat. Lama-lama APBD saya minta zero supaya partisipasi masyarakat lebih meningkat," bebernya.
Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekendar menambahkan, program Jumat Berkah ini adalah salah satu dari konsep rehabilitasi sosial berbasis masyarakat yang dimiliki Dinas Sosial.
Ia menyebutkan jika masalah sosial yang ada di Kota Semarang sebisa mungkin diselesaikan oleh masyarakat itu sendiri termasuk permasalahan kemiskinan.
"Kami sengkuyung bareng memberikan sembako bagi masyarakat yang kurang mampu. Kami memberi contoh agar ini bisa dilakukan kecamatan, kelurahan, dan tempat ibadah supaya bergerak bersama," ucap Heroe.
Program yang dilakukan Dinsos ini sekaligus juga untuk mengatasi masalah stunting di Kota Semarang. Ia menyampaikan jika stunting tidak hanya masalah yang dihadapi anak-anak saja tapi juga ibunya.
Untuk itu, pihaknya berusaha juga untuk mencukupi kebutuhan gizi sang ibu dari kalangan kurang mampu agar nantinya tidak melahirkan anak yang stunting.
"Per jumat rata-rata kami bagi 150-200 paket sembako. Kali ini, kami bagikan ke warga kurang mampu di sekitar balai kota," ungkapnya.
Dalam satu paket sembako yang dibagikan harganya berkisar Rp 50 ribu. Sementara anggaran yang digunakan untuk pembagian Jumat Berkah kali ini adalah swadaya dari para pegawai Pemkot Semarang.
"APBD tidak ada, zero. Kami berupaya mengatasi kemiskinan tanpa membebani APBD," pungkasnya.
- Ikut Memperingati Harlah NU, Petinggi DPC PDIP Salatiga Ziarah di Dua Makam Tokoh NU
- PPKM Level 3 Jelang Nataru, Polrestabes Semarang Berlakukan Aplikasi LIBAS
- Wali Kota Semarang Sebut Kemiskinan Ekstrim Tinggal 500 Kepala Keluarga