487 Orang Terpapar Covid Usai Vaksin Pertama

Sebanyak 487 orang terpapar Covid-19 usai mendapatkan suntikan vaksin pertama.


Sebanyak 487 orang terpapar Covid-19 usai mendapatkan suntikan vaksin pertama.

Hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam. Menurut Hakam, kelalaian masyarakat yang telah di vaksin untuk tetap mematuhi protokol kesehatan menjadi faktor utama terpaparnya Covid-19.

"Dalam minggu ini 487 terpapar covid walaupun sudah di vaksin, masalahnya sama seperti sebelumnya karena prokes nya turun, merasa PD karena sudah di vaksin," kata Hakam, Selasa (4/5).

Vaksinasi, tambahnya, bukanlah cara untuk terhindar covid, namun hanya untuk mengurangi efek kesakitan saat seseorang terpapar covid dan juga mengurangi angka mortalitas (kematian).

"Dalam dua minggu ini, di rumah dinas itu sepertinya yang datang dengan kasus yang cukup berat, tapi belum dilakukan pemeriksaan mutasi genetik dari virus tersebut," paparnya.

Hakam menegaskan, bahwa Covid-19 hingga saat ini belum ada obatnya. Tapi dengan kepatuhan pada pelaksanaan protokol kesehatan berupa mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas lah yang akan bisa menekan angka penularan.

"Belum ada obat untuk mencegah paparan covid, hanya dengan patuh pada prokes. Yang paling banyak memang kasusnya baru sekali divaksin lalu terkena covid tapi kan kita tidak tahu apakah belum divaksin mereka ternyata sudah terpapar," jelasnya.

Tujuan vaksinasi, menurut Hakam, memang untuk mengurangi rasa sakit atau bahkan jika orang yang telah divaksin terpapar hanya dengan status OTG.

"Setelah dilakukan vaksinasi harapannya mereka jika terpapar itu jadinya hanya OTG tapi memang ada beberapa yang sempat masuk rumah sakit selalu kita lakukan pendataan," ungkapnya.

Vaksinasi yang terdaftar dalam aplikasi victori.semarangkota.go.id.

Harapannya bisa mengetahui langsung jumlah kasus aktif usai divaksin. "Aplikasi victori ini menyambungkan kita dengan sistem yang ada di kementerian pusat jadi kita bisa memandu mana saja yang terpapar usai divaksin, untuk itu validasi data harus benar-benar akurat,†tutupnya.