Proses evakuasi yang dilakukan sejumlah negara dari Afghanistan mulai berakhir, termasuk Australia yang memutuskan untuk menghentikan misi penyelamatan mereka.
- Kuba Bakal Jadikan Bitcoin sebagai Alat Pembayaran Resmi
- Menlu Retno Kantongi Tambahan Bantuan 30 Juta Dolar AS untuk Penanganan Covid-19
- Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia
Baca Juga
Namun, meski sudah menyatakan berakhir, pihak Australia mengaku masih ada sekitar 50 warga mereka yang tertinggal dan belum berhasil keluar dari Afghanistan.
Sejak Jumat (27/8), pemerintah federal sudah mengumumkan bahwa misi penyelamatan mereka telah berakhir menyusul serangan teroris mematikan di luar bandara Kabul yang menewaskan lebih dari 170 orang, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Tiga belas tentara AS juga ikut kehilangan nyawa mereka dalam serangan itu.
Warga Australia yang saat ini masih berada di Kabul telah diinstruksikan untuk tidak melakukan perjalanan ke bandara, mengingat pemerintah federal telah menarik staf diplomatik dan pasukan Angkatan Pertahanan Australia dari Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Marise Payne juga telah meminta warga Australia yang tersisa harus pindah ke lokasi yang aman, seraya mengulangi peringatan pemerintah bahwa pemegang visa Australia yang masih di Afghanistan tidak boleh melakukan perjalanan ke bandara internasional Kabul.
“Saran perjalanan baru mengatakan penerbangan evakuasi Australia dari Kabul telah dihentikan," katanya, seperti dikutip dari 9News, Sabtu (28/8).
Meskipun militer AS terus melanjutkan proses evakuasi, Perdana Menteri Scott Morrison telah memperingatkan akan sangat sulit bagi warga Australia untuk menaiki salah satu dari mereka.
Morrison juga mengatakan bahwa Australia telah mengevakuasi sekitar 4.100 orang dari Afghanistan, yang ia sebut sebagai salah satu tempat paling berbahaya di bumi, selama sembilan hari terakhir.
- Mahathir Mohamad Kembali Masuk Perawatan Rumah Sakit Jantung
- Pelayanan Bagi Wisatawan Islam Di Jeju Akan Ditingkatkan
- Pemutakhiran Korban Penembakan AMPP