60% Angkutan Di Salatiga Tak Beroperasi Akibat Banyak Penyekatan

Perwakilan IPAS Salatiga saat menerima bantuan dari Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit, di Pendopo Bung Karno Kompleks DPRD Salatiga, Kamis (22/7). RMOL Jateng
Perwakilan IPAS Salatiga saat menerima bantuan dari Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit, di Pendopo Bung Karno Kompleks DPRD Salatiga, Kamis (22/7). RMOL Jateng

Satu jalur angkutan kota tak lagi difungsikan dampak penyekatan karena dampak penyekatan dan PPKM Darurat.


Hal ini dibenarkan Ketua Induk Paguyuban Angkutan Kota Salatiga (IPAS) Agus Siswanto ditemui di Pendopo Bung Karno Gedung DPRD Salatiga, Kamis (22/7). 

Ia menjelaskan, sebanyak 60% angkutan di Salatiga tidak beroperasinal selama penyekatan dan pemberlakukan PPKM Darurat. Jalur yang tidak beroperasional adalah jalur 10 yang melintasi kawasan RSUD Salatiga karena memang tidak ada penumpang. 

"Setidaknya, ada empat titik yang dialihkan, salah satunya bahkan tidak digunakan lagi karena sudah tidak ada penumpang. Dengan penutupan jalur, kami hanya bisa menerima karena kondisi yang ada untuk kepentingan bersama," kata Agus.

Di Salatiga jumlah angkutan sebanyak 423 armada. Selama PPKM Darurat 50-60% armada tidak beroperasional, sehingga hanya sekitar 180-an armada saja yang beroperasional. 

"IPAS sendiri telah mengajukan permohon jalur angkutan umum diberi prioritas dan ada pengalihan khusus selama penyekatan," pungkasnya. 

Terkait bantuan paket sembako yang diberikan kepada Paguyuban IPAS, Agus mengaku bersyukur. 

Bahkan tak sedikit sopir angkutan banyak yang sudah beralih profesi sebagai pekerja/ buruh bangunan. 

Meski belum menyentuh seluruh anggota IPAS, namun Agus menilai ada kepedulian dari pemda kepada sopir angkutan umum. 

"Dan kami berharap bagi yang belum mendapatkan bisa dipertimbangkan ulang. Sehingga kru angkutan yang terdampak 450-an dikalikan seluruh anggota keluarga," pungkasnya.