70 Pedagang Johar Utara Gandeng LBH Buser Indonesia

70 pedagang Pasar Johar Utara, Kota Semarang, yang tidak mendapat jatah kios menggandeng LBH Buser Indonesia untuk meminta keadilan.


Bahkan para pedagang tersebut juga memasang spanduk dengan berbagai tulisan kekecewaan di beberapa sudut Pasar Johar. 

Salah satu spanduk yang terpasang bertuliskan "Kami Pedagang Johar Utara Tidak aAkan Mundur 1 Langkah Demi Menegakkan Keadilan". 

Selain itu spanduk lainnya berkaitan dengan penataan pedagang ke Pasar Johar yang diduga ada permainan oknum yang memperjualbelikan lapak.  

"Dugaan kami ada permainan jual beli lapak, kita akan cari bukti. Konon ada oknum petugas di tempat relokasi yang menawarakan dan menjual Rp150 juta per kios," kata Ketua LBH Buser Indonesia, Didik Agus Riyanto, Selasa (19/10).

Didik mengatakan, dari pengakuan para pedagang yang ingin kembali lagi ke lapak di Johar Utara, pihak pemkot justru mengatakan lapak di Johar Utara sudah habis. 

Namun, lapak-lapak tersebut justru diperjualbelikan oleh oknum Dinas Perdagangan dan membuat pedagang asli Johar Utara terbuang.

"Padahal dari hitungaan Pak Wali saat audiensi ada sisa lapak kalau 70 orang pedagang ini bisa masuk. Kalau habis larinya kemana, tapi pedagang dari luar Johar Utara ini malah bisa masuk," ungkapnya.

Didik menyebut, berdasarkan data yang ada, sekitar 40 persen pedagang dari luar Johar Utara justru mendapatkan lapak di bangunan cagar budaya tersebut. 

"Tuntutan kami sama, kembalikan ke tempat semula. Kalau yang dari luar ini diambil, bisa ditempati pedagang lama. Nah keputusan Pak Wali yang dapat satu lapak di Johar Utara ini kami juga setuju," tuturnya.

Pihaknya juga telah menanyakan kepada Dinas Perdagangan, namun tidak digubris. Bahkan upaya menemui Asisten II, Widoyono dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pada Selasa (19/10) juga gagal karena keduanya sedang berada di luar kota.