Ahli Kimia UGM Pastikan Limbah PT RUM Aman

Berbagai upaya terus dilakukan PT Rayon Utama Makmur (RUM) untuk menyempurnakan instalasi pengolahan limbah. Salah satunya mengundang ahli kimia dari Universitas Gajah Mada untuk meneliti, memberi penilaian dan masukan.


"Semua instalasi pengolahan limbah PT RUM sudah standart, bagus dan lengkap. Ada wet scrubber juga. Hasilnya juga sangat baik. Dari ambang batas baku mutu limbah sebesar 30 kg H2S untuj 1 ton fiber rayon. Ternyata PT RUM mampu mencapai 1kg saja. Itu artinya aman," kata Ahli Kimia dari UGM Prof Wahyudi, didampingi Dr Sarto, MSc Ketua Prodi S3 Teknik UGM, di PT RUM, Nguter, Sukoharjo, Jumat (23/11).

Ditambahkan Prof Wahyudi, semua prosedur sudah dilalui PT RUM, termasuk pemasangan alat CEMS (continous emission monitoring system) untuk memantau limbah. Kalau melebihi ambang batas akan menunjukkan sinyal.

"Sebaiknya ada papan monitor di depan pabrik agar masyarakat juga bisa memantau limbah," imbuhnya.

Dr Sarto menambahkan, ia akan mendampingi satu mahasiswa S2 yang akan melakukan penelitian mengenai H2S yang akan diproses menjadi asam sulfat H2SO4.

Dia melanjutkan, konsekuensi sejumlah industri adalah muncul limbah hanya bisa diminimalisir untuk hilang 100 persen tidak mungkin.

Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro mengatakan, pihaknya serius melakukan penyempurnaan dan membuka diri pada banyak pihak untuk memantau limbah PT RUM.

"Kali ini ada ahli kimia dari UGM, semalam juga ada sidak dari KLHK. Hasil sidak apa kita juga belum tahu," kata Bintoro.

Satu lagi komitmen dari PT RUM adalah tengah mempersiapkan investasi untuk recovery gas H2S menjadi H2SO4. "Investasi pengolahan lanjutan H2SO4 cukup mahal, tapi juga bisa untuk menunjang bahan produksi. Alat sudah kami pesankan," imbuh Bintoro.

Bintoro berharap masyarakat mau memahami proses yang dilakukan untuk menyempurnakan penanganan limbah. Hingga PT RUM bisa kembali beroperasi tanpa ada masalah lagi.