Namanya Ana Setiawati, gadis malang yang menderita kanker tulang ganas yang telah menggerogoti tubuhnya. Ana begitulah ia biasa disapa, sudah lima bulan lamanya ia harus menahan rasa sakit akibat kanker yang dideritanya.
- Menhub Ingatkan Revitalisasi Terminal Salatita Beri Ruang Bagi UMKM
- Jelang Lebaran, DPUPR Sibuk Perbaiki Jalan Rusak Di Sejumlah Wilayah
- Atasi Kekeringan, DPD Golkar Blora Droping 500.000 Liter Air Bersih
Baca Juga
Suhu badannya terasa panas akibat kanker yang terus menerus berkembang dan membesar pada bagian paha kanannya. Tidak seperti gadis-gadis lain seusianya, diusia yang menginjak remaja ia harus terbaring lemah di tempat tidurnya karena untuk berdiri saja sudah begitu susah.
Didampingi sang ibu, anak perempuan dari pasangan Sukiman dan Jumini ini tetap bersemangat menjalani kehidupannya. Awalnya, Ana tampak sehat bahkan tidak ditemui gejala-gejala kanker sedikitpun.
Dulu malah pas kecil Ana ini tubuhnya gemuk, sehat dan lincah gak ada riwayat sakit, jatuh dan apapun," kata Sukiman, Ayahanda Ana saat ditemui di kediamannya yang beralamatkan di Kampung Baru, Rt 2/8, Desa Bobotsari, Kecamatan Bobotsari, Rabu (29/9).
Ana yang kini tengah duduk di bangku kelas 5 ternyata tak dapat melanjutkan proses belajar mengajarnya di sekolah akibat sakit yang di deritanya. Sukiman menjelaskan awalnya Ana merasakan nyeri pada kakinya dan terasa cape ketika pulang sekolah.
Sebenarnya Ana itu gak ada sama sekali riwayat sakit atau pun jatuh dari kecil dia sehat bahkan aktif," ungkapnya.
Namun sayangnya, beranjak waktu kanker yang dideritanya kian membesar dan meluas hingga perlahan menggerogoti tubuhnya. Gadis belia yang tengah berada pada masa pertumbuhan itu, kini tubuhnya kian menyusut termakan kanker ganas yang menimpanya.
Nyatanya harus menahan sakit setiap hari sampai akhirnya kurus begitu, bahkan untuk makan pun susah," terang Sukiman.
Anak terakhir dari empat bersaudara itu harus berjuang seorang diri untuk berjuang dan bertahan hidup dari penyakit yang dideritanya. Ia bahkan sudah melakukan pengobatan di beberapa Rumah Sakit (RS) baik di Purbalingga hingga dirujuk ke Rumah Sakit di Solo. Namun, ternyata belum ada perkembangan pada kondisi kesehatan Ana, Ana masih saja terbujur lemah dan mengerang kesakitan di tempat tidurnya.
Orang tuanya pun sudah berusaha semampu mereka demi kesembuhan dan kesehatan putri bungsunya. Mereka tidak pernah lelah mendampingi dan menemani Ana setiap harinya di rumah.
- Revitalisasi Keraton Solo Fokus di Alun-Alun Utara dan Selatan Berkonsep Pedestarian
- DLH Semarang Menilai Kesadaran Masyarakat Pilah Sampah Sudah Tinggi
- KSPN Jawa Tengah Minta Pemerintah Beri Kompensasi Ke Masyarakat