Amerika Serikat kemungkinan memiliki rencana untuk
melancarkan provokasi di Suriah untuk memukul pasukan pemerintah dengan
serangan udara.
- Korut-Korsel Akan Buka Kantor Penghubung
- Indonesia Cermati Keputusan Australia Bangun Kapal Selam Nuklir
- Media Australia Dihujat Netizen China karena Dianggap Memfitnah Atlet Lompat Indah
Baca Juga
Begitu keterangan yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia awal pekan ini (Senin, 27/8).
Peringatan itu muncul sehari setelah militer Rusia mengatakan mereka mendapat informasi tentang provokasi di pemerintahan Idlib Suriah, yang akan melibatkan serangan senjata kimia.
Amerika Serikat sebelumnya memperingatkan akan menanggapi serangan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah dengan serangan balasan, yang akan lebih kuat daripada yang terjadi April lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah keterangan mengatakan pihaknya mencatat pengiriman ke Mediterania akhir pekan lalu dari kapal perusak rudal USS Ross yang membawa 28 rudal jelajah Tomahawk di atas kapal.
Pengiriman itu dilakukan setelah langkah serupa dari USS The Sullivans ke Teluk Persia dan pembom strategis B-1B Lancer ke pangkalan udara di Qatar.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa itu adalah bukti baru dari persiapan serta niatan Amerika Serikat untuk menggunakan provokasi di Suriah.
"Pelaksanaan provokasi ini, yang sedang dilakukan dengan bantuan dinas intelijen Inggris, dimaksudkan untuk menjadi alasan terakhir bagi Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk mengirimkan serangan rudal terhadap fasilitas-fasilitas negara dan ekonomi di Suriah," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Igor Konashenkov seperti dimuat Russia Today.
- Gara-gara Lockdown, Filipina Rugi Rp 42,7 Triliun Setiap Pekan
- Olimpiade Beijing 2022 Resmi Dibuka
- Konflik Masih Berlanjut, Teguh Santosa: Misi Jokowi Damaikan Rusia-Ukraina Tidak Gagal!