SMK disebut penyumbang terbanyak angka pengangguran menimbulkan keprihatinan bagi warga sekolah vokasi.
- Tim Robot UMS Raih Juara 2 Nasional Kontes Robot Indonesia 2022
- Marak Tawuran, Disdikbud Batang Ungkap Ada Siswa Beprestasi Terpaksa Ikut
- MBG Wonogiri Tetap Berjalan dalam Suasana Puasa Ramadan
Baca Juga
Sangat memprihatinkan saat siswa yang mendapatkan ilmu dengan jalur vokasi disebut tidak layak dan tidak memiliki skill (ketrampilan), berarti ada yang salah," kata Direktur Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI), T. Agus Sriyono, Senin (19/11).
Menurut Agus, salah penyebab utama adalah kurangnya tenaga ahli pendidik yang akan mengantarkan siswa menjadi ahli, sekaligus sarana dan prasarana praktek.
Kami membuat grup diskusi yang terdiri dari sekolah vokasi, industri dan pemerintah, akhirnya terungkap bahwa ada sejumlah kendala diantaranya minimnya tenaga pendidik ahli dan sarana praktek. Bahkan ada di sekolah yang karena kekurangan pendidik ahli mereka menggunakan guru normatif ikut mengajar praktek, bagaimana anak bisa menjadi ahli," imbuhnya.
Atas keprihatinan tersebut, Senin (19/11) ATMI dan SMK ST Mikael Surakarta memfasilitas kegiatan rembug vokasi Ibu pertiwi. Forum tersebut bisa saling sharing, pemetaan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan kebutuhan sarana prasarana.
Ada 179 peserta dari SMK se Indonesia, kalangan industri dan pemerintah, kita rembug bersama ada solusi atas kendala yang muncul agar SMK menjadi lebih berkualitas," imbuhnya.
Saat ini ATMI sudah mendampingi 22 SMK se Indonesia dalam hal pemenuhan sarpras kebutuhan teknologi dan pengetahuan terkini, teaching factory, juga bantuan tenaga pendidik ahli yang berkopetensi.
Disebutkan juga lebih dari 150 perusahaan dalam dan luar negeri yang menjadi rekanan ATMI, yang setiap tahun menerima lulusan ATMI. ATMI siap menularkan hal tersebut pada sekolah vokasi di Indonesia. Pada kesempatan tersebut juga dipamerkan mesin hasil produk siswa SMK St Miklael dan ATMI.
- UKSW Naik Peringkat Nasional di Klasterisasi Mandiri untuk Riset dan Pengabdian Masyarakat
- Pj Bupati Kudus Ingin Civitas Universitas Muria Kudus Terlibat dalam Dewan Riset Daerah
- Kemendikdasmen Berhati-hati Mengkaji Instruksi Penghapusan Zonasi