Motor listrik produksi dalam negeri, Bike Smart Elektrik (BS Elektrik) diperkenalkan kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Indonesia International Motor Show 2021 (IIMS 2021).
- Operasi Pasar di Salatiga Belum Diperlukan
- Cek Kelangkaan Gas Melon, Pemkab Batang Beberkan Temuan Sidak Lapangan
- Retribusi Pasar Pemkab Batang Capai Rp4,5 Miliar Sepanjang 2023
Baca Juga
Motor listrik produksi dalam negeri, Bike Smart Elektrik (BS Elektrik) diperkenalkan kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Indonesia International Motor Show 2021 (IIMS 2021).
Pengenalan itu disampaikan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo saat meninjau pameran IIMS 2021 bersama Agus Gumiwang, di JIExpo, Jakarta, Kamis (15/4).
Perkenalan BS Eletrik itu, kata Bamsoet, sekaligus sebagai dukungan terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo yang dituangkan dalam Peraturan Presiden 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"Kehadiran BS Elektrik serta berbagai produsen kendaraan listrik lainnya dalam ajang IIMS 2021 semakin menyemarakan gairah industri kendaraan listrik di Indonesia. Sebagaimana juga disampaikan Presiden Joko Widodo saat pembukaan pameran IIMS 2021, bahwa pengembangan kendaraan listrik harus menjadi prioritas, menjadi salah satu industri otomotif unggulan Indonesia," ujar Ketua MPR itu.
Dijelaskan Bamsoet, selain ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara, motor listrik BS Elektrik juga ramah 'kantong' karena harga jualnya yang sangat terjangkau, di bawah Rp 10 juta.
Penjualannya akan dilakukan bekerjasama dengan salah satu perusahaan financial technology (fintech) sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan pelunasan cicilan.
"Kecepatan motor listrik BS Elektrik mencapai 45 Km/jam. Kebutuhan chargingnya tidak terlalu memakan waktu, cukup 6-8 jam baterai sudah terisi penuh. Jadi bisa diisi malam hari, pagi harinya bisa digunakan kembali untuk menunjang aktivitas masyarakat," jelas Bamsoet, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, kebijakan mendorong kendaraan listrik yang dilakukan Presiden Jokowi selaras dengan tren industri otomotif global yang semakin mengedepankan aspek kelestarian lingkungan.
Di Indonesia, pengembangan kendaraan listrik sangat berguna untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, di mana sekitar 60 persen polusi udara dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
"Penggunaan kendaraan listrik juga berperan penting untuk menekan ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mengurangi beban subsidi BBM yang ditanggung negara.
Tercatat pengeluaran negara untuk subsidi BBM dalam rentang waktu 2014-2019, jumlahnya mencapai Rp 700 triliun. Di APBN 2021 subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun," jelasnya.
"Melalui pengembangan industri kendaraan listrik, besarnya jumlah subsidi BBM bisa dialihkan ke berbagai sektor lain. Khususnya untuk sektor kesehatan, pendidikan infrastruktur, hingga pengembangan riset dan teknologi," demikian Bamsoet. [sth]
- Airlangga Janji Melanjutkan Program Kartu Prakerja
- Ketua DPRD Kunjungi Jepara Mulia Furniture Yang Lahir Dari Perantauan Di BLI
- Tanggap Bencana, Semen Gresik Salurkan Logistik untuk Korban Banjir Sintang