Keberadaan gunung Lawu selama ini masih menyimpan banyak misteri. Selain memiliki beragam kekayaan alam berupa tanaman dan juga hewan, gunung Lawu juga memiliki beragam peninggalan budaya masa lampau.
- Malam Takbiran, Polisi Perketat Pengamanan Kota Semarang
- Penjualan Hewan Kurban Turun Drastis
- TMMD Sengkuyung III di Purbalingga Sambung Akses Jalan Baru Tegalpingen-Tumanggal
Baca Juga
Salah satunya yang ditemukan di lereng gunung Lawu adalah candi Sukuh yang fenomenal dan juga candi Cetho. Selain itu masih banyak situs lain yang juga merupakan peninggalan peradaban masa lampau seperti situs Menggung, situs Planggatan, situs Watu Kandang dan masih banyak lagi.
Menanggapi fenomena pembangunan yang di kawasan lereng Lawu yang kini semakin marak dan berpotensi terjadinya kerusakan hutan, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Dewan Pemerhati Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI) kembali berkirim surat kepada BPCB Jawa Tengah.
"Intinya kami mempertanyakan kegiatan seperti pembangunan lokasi wisata, juga aktifitas lain yang ada di gunung Lawu yang kita khawatirkan akan berpotensi merusak alam," papar ketua DPPSBI Jawa Tengah Kusumo Putro kepada RMOLJateng, Minggu (2/2).
Menurut Kusumo sebelumnya dirinya sudah mendaftarkan Gunung Lawu sebagai lanscape cagar budaya di BPCB Jawa Tengah pada 2017 lalu. Menurutnya ditemukan banyak sekali peninggalan masa lampau yang belum terdata lengkap. Hasil penelusuran dan di formasi dari berbagai pihak banyak yang masih tersimpan dan belum terpublish.
"Kami peduli peninggalan kejayaan masa lalu yang bisa menyibak tabir sejarah tanah Jawa. Karenanya kami kembali berkirim surat kepada BPCB Jawa Tengah agar kelestarian alam juga situs dan budaya yang ada di Lawu tidak hilang," jelas Kusumo lebih lanjut.
Ditambahkan Kusumo, banyak sekali temuan oleh masyarakat setempat, salah satu diantaranya adalah temuan umpak (batu yang menjadi pijakan tiang penyangga) berukir di wilayah hutan Agrasmanis, Jenawi. Hingga sekarang belum terkuak misterinya.
Belum lagi pembangunan lokasi wisata yang saat ini bukan hanya dilakukan di kaki gunung Lawu saja namun pembangunan lokasi wisata sudah merambah ke bagian tubuh gunung Lawu.
"Saat ini kondisi sudah sangat memprihatinkan. Pembangunan lokasi wisata baru tidak hanya dibangun di bagian lereng saja. Namun pembangunan sudah mencapai 'tubuh' gunung Lawu," tegas Kusumo.
Ditambahkan Kusumo, pihaknya (DPPSBI) sudah mendapatkan informasi jika Tim BPCB Jawa Tengah dalam waktu dekat akan turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
Dari catatan BPCP Jateng, di kawasan lereng Gunung Lawu terdapat 21 peninggalan yang diduga cagar budaya.
"Karenanya mari kita jaga bersama situs-situs cagar budaya peninggalan leluhur kita yang merupakan saksi bisu peradaban masa lalu bangsa Indonesia," pungkas Kusumo.
- Ahmad Ridwan Kritik Pemkab Batang: Sedekah Laut Butuh Perhatian Serius
- Ketua DPRD: Lahan Tak Bisa Diolah, Petani Bisa Minta Kembali Uang Sewa
- Pemkot Semarang Harap Warga Perumahan Dinar Indah Bersedia Pindah ke Rusun