Berkah Penjual Alas Salat, Lapangan Basah Usai Diguyur Hujan Warga Tetap Padati Alun-alun Pancasila

Lebaran 1.444 Hijrah kali ini berkah tersendiri bagi Tari, penjual alas salat dari plastik menjajakan dagangan di Alun-alun Kota Salatiga, Lapangan Pancasila, Sabtu (22/4).


Jantung kota yang kini dijadikan tempat Salat Ied berjamaah semalam sebelumnya, diguyur hujan lebat. 

Tak tanggung-tanggung, hujan kembali membasahi Kota Salatiga beberapa jam sebelum pelaksanaan Salat Ied. 

"Saya membawa 200 lembar alas salat dari plastik. Dijual Rp5 ribu hingga Rp10 ribu perlembar," ungkap Tari. 

Alhamdulillah, sebelum salat Ied dimulai dagangan tak biasa itu ludes terjual. 

Bukan Tari seorang, masih ada beberapa pedagang alas saalat 'dadakan' menyebar di Alun-alun Kota Salatig

Masyarakat tetap berbondong-bondong memenuhinya dan menunaikan salat Ied berjamaah meski lapangan basah. Bahkan, ada juga yang memilih di memenuhi jalanan beraspal. 

Sementara, Salat Ied 1.444 Hijrah/ 2023 dengan Imam Farid Abdullah, S.Pd.I, M.Hum dam Khotib KH. Dr. Agus Ahmad Suaidi. Lc, M.A., mundur satu jam dari pengumuman panitia melalui media sosial, selebaran dan sebagainya yakni pukul 06.00 WIB, mengusung tema Menunaikan Haqqullah dan Haqqullah Adami. 

Dalam khutbahnya, Agus Ahmad Suaidi menyebutkan taqwa yang sesungguhnya menjalankan saalat lima waktu berpuasa Ramadhan, membayar zakat berhaji jika mampu, berbakti kepada orang tua, menghormati sesama manusia apalagi ebih tua, berzikir kepada Allah, bersilaturahmi dan sebagainya. 

"Dan bertakwa yang sesungguhnya juga berdampak pada meninggalkan perbuatan dosa seperti berzina, meminum khomr, memakai narkoba, durhaka kepada orang tua dan guru, riba, mengambil harta orang lain, mendzolimi hak orang lain, sombong, ujub dan sebagainya," terangnya. 

Ia mengatakan, Idul Fitri merupakan hadiah bagi muslim berpuasa. Oleh sebab itu, umat muslim tidak menunaikan ibadah puasa Ramadhan atau tidak menyempurnakan bilangan puasanya tanpa uzur syar'i menyesali dosa dan harus mengqadha atau membayarnya di luar bulan Ramadhan. 

Meskipun disebutkannya nilai ibadah puasa sehari saja ditinggalkan tanpa uzur itu tidak bisa tergantikan dengan mengqadha seumur hidup sekalipun. 

Setelah menunaikan hak Allah dengan berpuasa, ia mengajak Muslim memanfaatkan hari raya Idul Fitri ini beribadah memenuhi 'haqqul adami' atau hak-hak manusia. 

"Dimana, hak-hak manusia itu lebih berat daripada hak Allah. Dalam arti pelanggaran terhadap hak Allah selama bulan bukan Syirik atau kufur masih terbuka peluang untuk diampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala yang maha pengampun. Namun pelanggaran atau kezaliman terhadap hak-hak sesama manusia tidak akan diampuni jika jika mereka yang terzalimi tidak mau memaafkan atau menghalalkan kezaliman terhadap hak manusia ini bisa berakibat fatal sekali di akhirat yaitu kebangkrutan amal," ungkapnya.

Ia juga mengajak Muslim untuk menjalin silaturahmi dengan berkomunikasi secara langsung bukan lewat pesan singkat atau sekedar kartu. 

Salat Ied di Lapangan Pancasila ini juga diikuit Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi beserta istri, Demokrasi Respasti.