Buntut mundurnya Teddy Sulistio dari Ketua DPC dan Ketua DPRD Salatiga membuat pengurus PAC, Anak Ranting serta sayap partai geram. Pasalnya, ibarat anak kehilangan induknya para pengurus lini bawa di seluruh empat kecamatan di Salatiga merasa tidak digubris oleh DPC dan Fraksi PDIP di DPRD Salatiga.
- KPU Kabupaten Magelang Jaring 1.116 Calon Anggota PPS Pilkada 2024
- Polres Karanganyar 'Sorot' Satu TPS di Tawangmangu, Ada Apa?
- Ini Tanggapan Ketua DPC Solo Terkait Status Tersangka Hasto
Baca Juga
Hal ini diungkap perwakilan pengurus PAC, Anak Ranting serta sayap partai saat ditemui di Kantor DPC PDIP Salatiga, Rabu (17/11).
Salah satu pengurus Ranting Mangunsari Joko Kendil kepada RMOL Jateng mengatakan, dengan mundur sekaligus pengajuan pemberhentian Teddy Sulistio memang mengejutkan.
"Kami tidak menyoal apa yang menjadi alasan Pak Komandan Pak Teddy mundur dari Ketua DPC dan Anggota DPRD Salatiga. Tapi yang buat kami di geram dan jengkel pengurus DPC dan Fraksi PDIP di DPRD seolah tidak menggubris kami di lini bawa ini," kata Joko Kendil, berapi-api.
Ia menyebut, sejak Teddy Sulistio mengumumkan pengunduran dirinya baik Pengurus DPC dan Fraksi PDIP di DPRD Salatiga tidak ada yang mau komunikasi dengan pengurus tingkat PAC dan Ranting.
"Harusnya ada komunikasi dengan pengurus, kami masih pengurus resmi 'loh'. Tapi kami merasa tidak dianggap. DPC, Fraksi tidak statemen sama sekali pasca Pak Teddy Sulistio mundur," tandasnya.
Hal senada disampaikan Wakil Sekretaris PAC Sidorejo Atik Rahayu. Atik menyayangkan pengurus elite di PAC dan Fraksi PDIP di DPRD Salatiga tidak mengumpulkan para militan seperti dirinya, minimal untuk di arahkan mau bagaimana pasca pengunduran dirinya Teddy Sulistio.
"Induk kemana, anak kemana. Seperti yang disampaikan Pak Joko Kendil, kami seperti anak kehilangan induknya. Bingung kader mau dibawa kemana," tandasnya.
- Pilkada Karanganyar November 2024, Golkar dan PDI Perjuangan Panaskan Mesin Politik
- Jokowi Akui Ada Penguasaan Lahan Oleh Segelintir Orang
- Qodari: Mundurnya Ara dari PDI Perjuangan Buka Kisah Sabam Sirait dan Megawati