Bus Rombongan SMK PGRI Jatuh Ke Jurang, Tim Medis Dan Sopir Bus Meninggal

Jatuhnya bus pariwisata yang membawa  rombongan pelajar SMK PGRI 1 Karanganyar Jawa Tengah, masuk jurang menyisakan duka yang mendalam. Seluruh siswa dan juga guru dalam keadaan selamat, namun dua orang yakni sopir bus dan salah satu tenaga medis dari biro wisata penyelenggara meninggal dunia.


Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah (Kasek) SMK PGRI 1 Karanganyar, M. Arobi saat ditemui RMOLJateng di sekolah. Menurutnya, dalam insiden tersebut dua orang meninggal dunia. Yang pertama Elmufida Ullya warga Bolon Karanganyar, tim medis dari Biro Pariwisata yang ikut dalam rombongan.

Sedangkan korban lainnya adalah pengemudi  bus PO Suka Damai Nopol K 7745 AZ  akhirnya meninggal dunia di rumah sakit Magetan, Selasa (25/09/2018) sore tadi, setelah sebelumnya mendapat perawatan di RS Magetan.

"Tadi dapat kabar, ada dua korban meninggal dunia. Satu sopir busnya dan satu lagi tim medis dari Bironya," jelas M Arobi.

Dengan adanya insiden ini, lanjut Arobi, pihak sekolah membatalkan studi banding mereka ke Madiun dan Bali. Rombongan segera pulang ke Karanganyar. Bahkan kejadian tersebut membuat anak didiknya sedikit trauma. Mereka enggan pulang jika menggunakan bus. Mereka lebih memilih naik mobil bak terbuka.

"Akhirnya kita sewa mobil bak terbuka untuk membawa mereka pulang. Dan pihak sekolah juga memutuskan studi banding dibatalkan. Nanti akan dicarikan lokasi di sekitar Solo saja," ucapnya.

Hal tersebut dirasa Arobi lebih baik, tapi rencana study banding diundur sementara waktu, sambil menunggu para siswa agar lebih tenang dari rasa takut akibat kecelakaan tersebut.

"Alhamdulillah, semua murid dan guru pendamping selamat, meski mengalami luka-luka. Yang paling penting itu dulu, selamat dan tidak kurang suatu apapun. Biar semua tenang dulu," lanjutnya.

Menurutnya, jangankan mereka (siswa) yang ada di dalam rombongan bus yang terjatuh, dirinya saja yang berada di bus belakang masih kaget dan khawatir. Masih terbayang dalam ingatannya saat itu dia melihat beberapa muridnya naik dari jurang dan berteriak sambil melambaikan tangan meminta tolong.

"Saat itu lemas sudah dua kaki saya, pikirannya saya blank melihat ada murid saya yang berhasil naik keatas dan meminta tolong sambil menunjuk ke jurang," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sampai akhirnya dirinya langsung sadar dan meminta bantuan siapa saja yang kebetulan melewati jalan tersebut untuk membantu membawa korban luka ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.